Kampanye Pilkada Dimulai, Lalu Apa Harapan Mahasiswa Kuansing

Kampanye Pilkada Dimulai, Lalu Apa Harapan Mahasiswa Kuansing
Shinta Rizola, Arief Cahyadi dan Heri Guspendri. ( ktc )

TELUK KUANTAN – Pilkada Kuansing memasuki tahap kampanye yang akan berlangsug dari tanggal 27 Agustus sampai dengan 5 Desember yang akan datang. Lalu apa harapan mahasiswa dan mahasiswa Kuansing sebagai generasi muda dan calon penerus kepemimpinan Kuansing dimasa mendatang terhadap hal tersebut.

Ketua Gemakusi Jakarta, Arief Cahyadi, misalnya berharap kampanye yang memakan waktu 101 hari tersebut berjalan dengan bersih, aman, damai, juur serta kondusif. Karena itu, elemen masyarakat. untuk bisa sama sama menjaga sikap dan menahan diri demi terwujudnya suatu Pilkada yang bersih, aman, kondusif tersebut.

“ Masyarakat harus bisa mengambil peran untuk mencari sosok pemimpin yang benar benar di inginkan yang bisa mengayomi masyarakat secara keseluruhan, tanpa ada kekecewaan di kemudian hari,”ujarnya.   

Arief Cahyadi juga menghimbau seluruh lapisan mahasiswa dan pemuda Kuansing agar turut serta mengambil peran dan mengawasi demi mensukseskan Pilkada Kuansing tersebut. “ Jangan sampai Mahasiswa itu sendiri terlibat dalam kancah perpolitikan praktis itu sendiri tapi bagaimana mahasiswa bisa berdiri ditengah masyarakat mendampingi masyarakat untuk mencega terjadinya sesuatu yang tidak kita inginkan,”ujarnya.

“ Agar Pilkada yang akan Kita selenggarakan  bisa melahirkan sosok  pemimpin yang benar benar terlahir dari hati nurani masyarakat serta memilki kredibilitas, integritas dan didikasi yang tinggi untuk mengemban tanggung jawab sebagai kepala daerah di kabupaten Kuantan Singingi kedepanya,”ujar mahasiswa UIN Jakarta tersebut.

Sementara itu Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa ( BEM ) Universitas Islam Kuantan Singingi , Heri Guspendri, berharap seluruh pasangan calon dapat memaparkan program-program yang rill yang sesuai dengan kondisi masyarakat Kuansing, dan mengindari kampanye negatif apalai kampanye hitam yang dapat merusak tatanan demokrasi dan membuat masyarakat tidak cerdas berpolitik.

 Jika perlu ujarya, elemen masyarakat sesuai dengan profesi masing-masing membuat kontrak politik dengan para pasangan calon, sehingga dapat menjadi tolok ukur kelak kepada Bupati dan Wabup terpilih dalam melaksanakan janji-janji kampanyenya. “ Misalnya, petani tanaman pangan , berapa ratus hektar lahan sawah baru yang akan dicetak selama lima tahun, begitu juga pekebun berapa ratus hectare kebun baru seperti karet dan kelapa sawit untuk warga yang akan dibangun selama lima tahun, jadi mudah untuk mengukur keberhasilan dan kekurangan Bupati terpilih,”ujarnya.

Sementara itu Shinta Rizola dari kalangan mahasiswi Kuansing, berharap, selama kampanye situasi berjalan aman dan kondusif. Untuk itu seluruh pasangan calon, tim kampanye dan relawan serta pendukung harus melihat, semuanya dalam lingkup sesama saudara dan keluarga besar masyarakat Kuansing.

Karena itu mantan anggota Paskibra Kuansing 2014, berharap tidak terjadi kericuhan dan benturan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan masyarakat, baik selama dan sesudah kampanye dan Pilkada seacara umum. " Jangan sampai terjadi gontok-gontokan aja, yang penting berjalan dengan aman dan damai, agar aktifitas masyarakat tetap normal, Kita kan semua satu keluarga besar Kuansing, sesudah Pilkada semua harus kembali bersatu demi Kuansing yang maju dan sejahtera, "ujar mahasiswi UNRI tersebut.( mad )

Berita Lainnya

Index