Safari Ramadhan Terakhir Selaku Bupati, Sukarmis Mulai Pamit dengan Warga

Safari Ramadhan Terakhir Selaku Bupati, Sukarmis Mulai Pamit dengan Warga
Bupati H Sukarmis saat safari ramadhan 1435 H di desa Tanjung Medan Cerenti. ( ktc )

TELUK KUANTAN - Ramadhan 1437 HIjriah atau tahun 2016 mendatang, Sukarmis  dipastikan  melepaskan jabatan orang nomor satu di Kuansing. Momentum safari ramadhan 1436 H tahun 2015 dimanfaatkan tokoh  berpengaruh di Kuansing ini untuk berpamit secara bertahap setelah menjadi Bupati Kuansing selama 10 tahun atau dua periode.

Selama dua puluh tahun berada dilingkar kekuasaan, ketua DPRD dua periode dan Bupati dua periode, Sukarmis memiliki jaringan, pertemanan dan loyalis yang kuat dan luas dimasyarakat, birokrasi dan jaringan politik dan Ormas, OKP, tokoh adat, LSM, alim ulama, cerdik pandai, dunia usaha.

Sebagai orang yang besar dikaki lima, dengan kemampuan bergaul,  Ia tidak hanya dikenal orang namun juga mengenali dengan baik warga disetiap desa yang ada di Kuansing, baik warga biasa maupun tokoh berpengaruh.Karena itu eksistensi dirinya diranah politik di daerah ini tetap terjaga dan bertahan sebagai bentuk keberhasilan dirinya mengawetkan basis dukungan masyarakat terhadapnya sehingga menjadi salah satu politisi senior tidak hanya di Kuansing namun juga di Riau.

"Saya hampir dua puluh tahun berada di pemerintahan, dua periode jadi Ketua DPRD dan dua periode jadi Bupati, Alhamduillah selama hampir dua puluh tahun tidak terjadi hal-hal signifikan, situasi kondusif,"ujarnya saat berbincang-bincang dengan wartawan, Selasa ( 23/6/2015 ) di kantor Bupati.

" Saya pas safari Ramadhan di Cerenti sudah sampaikan salam perpisahan dan pamit karena tahun 2016 tentu tidak berjumpa lagi dalam kapasitas dirinya sebagai Bupati dengan masyarakat, kalau silahturahmi pribadi dan kekeluargaan tentu akan terjalin selamanya, terimakasih atas dukungan, kerjasama dan maaf atas kekurangan sebagai manusia yang punya kelemahan dan keterbatasan,"ujarnya.

Karena itu Sukarmis minta pemimpin baru Kuansing kedepan untuk tidak sombong dan takabur dan selalu turun ke pelak ( desa-desa ) dengan cara demikian mengasah hati dan jiwa seorang pemimpin, karena dipelak-pelak itu akan terlihat kondisi masyarakat yang belum beruntung.

" Kalau Kita sering ke masyarakat, maka jiwa Kita akan tersentuh karena melihat langsung kondisi mereka, kesulitan mereka, ini akan menambah semangat pemimpin untuk memperbaikinya. Saya ingin semua permasalahan masyarakat tuntas di kepemimpinan Saya tetapi terkendala dana dan faktor lainnya,"ujarnya.

" Kalau Kita sombong dan takabur itu mudah terjatuh, seperti orang berjalan dengan wajah mendongak, mudah tersandung batu atau kerikil, selalu lah rendah hati, jangan menyombong-nyombongkan diri,"ujarnya.( isa )

Berita Lainnya

Index