Jika Suami dan Cowok Kamu Jarang Pulang, Pasti Sedang Cari Batu Indah di Logas

Jika Suami dan Cowok Kamu Jarang Pulang, Pasti Sedang Cari Batu Indah di Logas
Pecandu batu indah saat mencari di sungai Ulu Lembu desa Logas. ( ktc )


TELUK KUANTAN - Demam batu cincin kini mencapai puncaknya, sudah bukan pemandangan aneh demikian banyak berdiri tempat mengasah batu indah ini, ya dari kota sampai desa, dari pondok hingga ke mall. Pamer batu cincin pun menjadi trend saat berjumpa rekan dimana saja. Ih mantap, ihh cantik, dimana dapat nya bro, berapa sanak harganya sudah menjadi bahasa gaul para pecinta cincin ini. Tak hanya itu, dengan menggunakan lampu HP dan BB banyak yang seperti sudah ahli melihat batu cincin, ohh ini tembus ooh ini ndak. Kayak sudah ahli, tapi itu yang membuat asik dan ramai para pecandu batu ini kala mereka bersua.

Karena kegilaan khusus kaum adam terhadap ini, muncul picture ( gambar ) di FB, twitter dan BBM yang bernada lelucon sekaligus satire ( menyindir ). Kalau suami Kamu jarang pulang tengok lah di pondok asah batu cincin pasti ketemu, hehe. Mereka akan terlihat mengelilingi tukang asah batu cincin, bisa berjam-jam dengan aneka analisa opini terhadap batu-batu yang ada. Para pecandu pun berlomba-lomba mencari batu baru dan memberi nama baru, sehingga diharap menjadi ikon, dan jika berhasil sebuah kepuasaan yang tiada tara bagi mereka.


Tidak hanya pondok asah batu cincin yang dikerumini, sungai pun mendadak menjadi ramai didatangi pecandu batu indah menemukan batu-batu sesuai keinginan mereka. Salah satu lokasi yang menjadi sasaran adalah desa Logas kecamatan Singingi kabupaten Kuantan Singingi.
Sejak tahun 70- an, Logas memang sudah terkenal sebagi penghasil batu indah, kualitas batu cincin didesa ini tak terlepas dari kawasan ini sebagai sentra emas di Riau dan Indonesia, karena itu batu-batu cincin asal Logas memiliki mutu yang baik.
Disamping itu mencari batu cincin dikawasan ini relatif mudah, karena tergeletak dihamparan gundukan batu bekas eksploitasi emas yang dialiri sungai Ulu Lembu. Sehingga para pecandu batu tidak terlalu sulit untuk mencarinya, ditempat lain perlu digali dan segala macam.
Bagi warga desa ini kehadiran pecandu dari Pekanbaru, Rengat, Pangkalan Kerinci dan Kampar serta Sumbar bukan hal yang baru. Namun saat ini intensitasnya meningkat tajam, bahkan ada yang rela berkemah.
Menurut salah seorang warga desa Logas, Wahyudi saat ditanya wartawan, rata-rata 20 an orang dari luar mencari batu cincin di desa mereka. Bagi mereka yang jauh ada yang berkemah untuk mendapatkan stok cincin yang bagus.
Namun rata-rata banyak yang balek hari. Pagi datang sore kembali ke tempat asal, baik menggunakan sepeda motor atau roda empat. Banyaknya pecandu batu cincin mengais batu di desa Logas untuk menemukan jenis yang mereka inginkan tak terlepas dari keterbukaan masyarakat desa mereka.
" Kalau di daerah lain bagi pedagang batu cincin ada yang diminta sumbangan sampai Rp 2 juta tapi di desa mereka gratis, apalagi bagi mereka yang sekedar mencari untuk koleksi,"ujarnya.
Bagi warga desa mereka katanya, bukan hal aneh melihat orang mencari batu cincin, apalagi desa Logas memiliki stok yang menjadi incaran Limau mani,bio solar, sungkis, lumuik, tali darah, hijau terong,seribu pulau, sulaiman, wajik takik. Kemudian kecubuang api, lumuik merah, lumuik kuniang, ginyang sogar ijuak, ginyang sogar omeh dan ijau toruang.
" Karena batu Logas sudah punya nama maka banyak diminati orang, bahkan salah satu ikon desa Kami ya batu cincin ini, karena itu kalau suami atau cowok jarang Kamu pulang carilah di desa Logas pasti sedang cari batu indah hehe"ujarnya tersenyum simpul sambil kembali menirukan salah satu anekdot yang marak di BBM, Twitter an FB ( kalau suami kamu jarang pulang cari aja ditukang asah batu indah pasti ketemu ).


Bukan berarti kata Wahyudi daerah lain tidak memiliki batu indah dan menjadi lokasi pencarian. Hal ini semata karena desa Logas sudah terkenal sejak lama dan sudah diakui. " Daerah lain juga banyak batu-batu indah di  Kuansing namun Logas lebih dulu terkenal, dan daerah lain mengakuinya,"ujarnya.

Menurutnya untuk mengumpulkan pecandu batu cincin dari berbagai daerah kadang terpikir menggelar kontes mencari batu cincin lalu diasah dan dinilai saat itu juga. " Pasti semarak dan meriah, karena selama ini lebih banyak kontes batu cincin yang sudah jadi, asik melihat bagaimana mereka mencarinya disungai, bisa jadi salah satu objek wisata ,"ujarnya.
Bahkan mereka berharap suatu saat batu-batu terbaik asal desa Logas dapat diberikan ke Presiden Jokowi sehingga makin menasional. " Sama saat Pak SBY diberi batu cincin limau mani dari Sungai Dareh Sumbar, langsung jadi ikon saat itu,"pungkasnya. ( isa )

Berita Lainnya

Index