Tak Menguntungkan, Warga Pangean Tolak Lanjutkan Program HTR dengan Mitra RAPP

Tak Menguntungkan, Warga Pangean Tolak Lanjutkan Program HTR dengan Mitra RAPP
Anggota Poktan Perkasa Pangean saat menanam sawit di eks lahan HTR. ( ktc )

TELUK KUANTAN – Dinilai tidak menguntungkan, warga kecamatan Pangean yang tergabung dalam sejumlah kelompok tani enggan melanjutkan program hutan tanaman rakyat ( HTR ) dengan komoditi akasia yang dikelola oleh mitra PT Riau Andalan Pulp and Paper.

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pengurus kelompok tani Perkasa kecamatan Pangean, Junaidi kepada wartawan , Minggu ( 23/11/2014 ) siang. Lahan HTR seluas 80 hektare milik kelompok tani ini saat ini mereka tanami kelapa sawit.

“ Habis seluruh anggota tidak mendapatkan keuntungan yang memadai jika lahan dikelola menjadi HTR, karena itu anggota kelompok tani menanam kelapa sawit dan karet dibekas lahan HTR yang sempat mereka kerjasamakan dengan mitra PT. RAPP,”ujarnya.

Karena itu Junaidi enggan disebut mengambil lahan HTR. Karena sebelumnya lahan tersebut merupakan lahan masyarakat. Karena sebelumnya kerjasama dianggap menguntungkan,  warga bersedia menjalin kerjasama.

“ Namun dalam perjalanan waktu, ternyata keuntungan yang diterima warga tidak sebanding, karena itu warga ingin mengelola lahan yang sempat dikerjasamakan kembali kepada mereka. Anggota kelompok tani berpendapat lebih menguntungkan ditanami kelapa sawit sendiri daripadai ditanam tanaman akasia,”ujarnya.

Junaidi berharap mitra kerjasama memahami hal ini. Apalagi saat ini lahan semakin sulit diperoleh, sementara jumlah warga yang membutuhkan lahan semakin banyak untuk  kawasan perkebunan dan pertanian demi menghidupi rumah tangga dan biaya pendidikan anak-anak.

“ Jadi kami bukan merampas hak orang lain, hanya tidak lagi melanjutkan kerjasama dengan demikian lahan kembali kepada  kami ( anggota ) dan anggota mempergunakannya untuk keperluan lain seperti kebun kelapa sawit dan karet,”ujarnya mengulangi.

Untuk lahan HTR yang sedang mereka tanami kelapa sawit saat ini beber Junaidi berada di desa Giri Sako. Luasnya mencapai 80 hektare, namun dilapangan, upaya justru mendapat tantangan dari mitra kerjasama.

“ Padahal Kami memutuskan tidak melanjutkan kerjasama karena tidak menguntungkan, dan itu hak Kami. Kalau kerjasama menguntungkan tidak mungkin kami memutus kerjasama,”ujarnya.

Sementara Media Relation Coorporate Communictions PT RAPP, Disra Alldrick, Minggu siangmengatakan, setahu dirinya untuk masalah lahan HTR dengan kelompok tani sudah ada solusi masalahnya. Sementarara yang menyangkut masalah hukum sudah ditangani pihak yang berwajib. ( isa )

Berita Lainnya

Index