Oknum Aparat Terluka Karena Bacokan Saat Berkelahi dengan Warga di Lokasi PETI Petapahan

 Oknum Aparat Terluka Karena Bacokan Saat Berkelahi dengan Warga di Lokasi PETI Petapahan
penertiban PETI di Petapahan saat ditertibkan beberapa waktu lalu. ( ktc )


TELUK KUANTAN  - Seorang yang diduga oknum TNI, Sertu K terluka usai berkelahi dengan warga dari Desa Gunung, Kecamatan Gunung Toar, Kuantan Singingi ( Kuansing ) Riau. Keributan antara warga dan oknum TNI tersebut terjadi di lokasi penambangan emas tanpa izin (PETI), di Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar, Senin (17/11/2014) lalu  sekitar pukul 18.00 WIB. Lokasi PETI di desa ini salah satu lokasi tempat bermainnya para pemain kelas kakap karena dalam operasinya sudah menggunakan alat berat.

Akibat kejadian ini, oknum TNI mengalami luka ringan dengan lima jahitan, di bagian tangan sebelah kiri. Mengenai kronologis kejadian tersebut cukup banyak versi yang beredar ditengah masyarakat. Informasi yang dirangkum dari warga, bentrokan terjadi saat oknum TNI yang diduga sedang mengamankan alat berat yang bekerja di lokasi PETI tersebut berupaya melarang masyarakat mendulang emas di areal PETI.

Oleh karena tidak terima diperlakukan oleh oknum tersebut, empat orang warga ini melakukan perlawanan yang akhirnya oknum tersebut mengalami luka bacok di bagian tangannya. Usai kejadian, pekerja PETI yang ada dilokasi Petapahan langsung membawa Sertu Kus ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan.


Informasi lain yang didapati, bahwa oknum TNI ini mengalami bacok luka bukan karena berkelahi dengan warga, tapi justru karena oknum TNI tersebut  mengaku kebal dihadapan warga dan untuk membuktikannya sang oknum melayangkan senjata tajam ke tangannya yang sebelah kiri namun karena ternyata tidak kebal tangan oknum tersebut terluka.

Sementara Kepala Desa Petapahan dan Kepala Desa Gunung, Kecamatan Gunung Toar menyebutkan dari hasil informasi yang mereka peroleh, penyebab perkelahian tersebut karena sejumlah warga meminta uang kepada para pekarja PETI di lokasi tambang. Tak terima ulah oknum warga, oknum TNI yang diduga sedang mengamankan alat berat pemilik PETI  timbul cekcok dan perkelahian dengan warga tersebut.

Kepala Desa Petapahan, Aidil Fitroh yang dihubungi via selulernya tidak mengetahui persis kronologis kejadian perkelahian tersebut, Pasalnya, warga yang terlibat bentrok dengan oknum TNI itu bukan warganya dari Petapahan. "Lokasi perkelahian memang di Petapahan, tapi pelaku warga Gunung," katanya.

Aidil mengakui, bahwa telah terjadi perkelahian antara warga dengan oknum TNI yang diduga berada di lokasi PETI. "Memang benar ada perkelahian antara warga dengan anggota TNI di lokasi PETI di Petapahan," katanya.

Kemudian, informasi yang sama juga disampaikan Kepala Desa Gunung, Ides. Ia mengakui kalau warga yang terlibat perkelahian dengan anggota TNI itu merupakan warganya. "Anggota itu mengawal alat berat yang lagi bekerja menambang di Petapahan, karena memang banyak alat berat yang melakukan tambang disitu," katanya.

Dari cerita empat orang warganya, masing-masing Rus, Nc, Ka, Ad yang terlibat perkelahian dengan oknum TNI itu ujar  Ides, warganya semula asyik minum-minum, setelah dalam kondisi tidak stabil, empat warga ini langsung bergegas ke areal PETI dan meminta uang kepada para pekerja hingga akhir berujung perkelahian.


Sementara itu, Perwira Penghubung (Pabung) Dandim Inhu-Kuansing, Mayor (Inf) Andri Suhardi yang dikonfirmasi wartawan, Selasa sore  mengaku adanya perkelahian oknum TNI dengan warga di TKP. Hanya saja, Pabungmenegaskan, oknum TNI yang terlibat perkelahian dengan warga di Petapahan Gunung Toar bukan dari anggotanya dari Kodim .

"Tapi yang pasti, itu bukan anggota Kita, bukan dari TNI AD, dan bukan dari anggota Kodim Inhu. Anggota saya nggak ada terlibat soal itu," kata Mayor Andri Suhardi via selulernya. ( utr )

Berita Lainnya

Index