Kemedikbud RI Tunjuk SMAN 1 Teluk Kuantan Sebagai Sekolah Rujukan Nasional

Kemedikbud RI Tunjuk SMAN 1 Teluk Kuantan Sebagai Sekolah Rujukan Nasional
Kepsek SMAN 1 Teluk Kuantan, Ergusneti ( kiri ) saat menghadiri sebuah acara di sekolah ini. ( ktc )

 
TELUK KUANTAN  -  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menetapkan SMAN 1 Teluk Kuantan sebagai sekolah rujukan nasional dalam melaksanakan program kurikulum 2013. Saat ini, SMA N 1 Teluk Kuantan tengah melaksanakan program pendampingan bersama sekolah-sekolah lain.

"Untuk memantapkan penerapan kurikulum 2013, Kemendikbud RI menunjuk SMA Negeri 1 Teluk Kuantan sebagai induk kluster atau sekolah rujukan nasional dalam mengimplementasi kurikulum 2013 tahun 2014," ujar Kepala SMAN 1 Teluk Kuantan, Ergusneti SPd dalam rilisnya kepada waratwan Senin (10/11/2014).

Menurutnya, sebagai induk kluster SMA Negeri 1 Teluk Kuantan diberikan dana Bansos untuk  melaksanakan program pendampingan implementasi kurikulum 2013 bersama 10 sekolah sasaran,  yaitu SMA Negeri 1 Hulu Kuantan, SMA Negeri 1 Kuantan Mudik, SMA Negeri 2 Kuantan Mudik, SMA Negeri 1 Gunung Toar, SMA Negeri Pintar Kuantan Singingi, SMA Negeri 1 Singingi, SMA Negeri 2 Singingi, SMA Negeri 1 Singingi Hilir,SMA Negeri 2 Singingi Hilir dan SMA Negeri 3 Singingi Hilir.

Kepala SMA Negeri 1 Teluk Kuantan selaku Induk Kluster Ergusneti didampingi Wakasek Kurikulum selaku Ketua Program Pendampingan Implementasi Rohandi SPd MM, dan 8 orang guru pendamping yang diketuai oleh Dra Defri Andayani dan 99 orang guru sasaran  perwakilan dari 11 SMA  Induk kluster SMA Negeri 1 Teluk Kuantan mengikuti acara terkait implementasi kurikulum 2013, yang dilaksanakan di Auditorium SMAN 1 Teluk Kuantan, Jumat, akhir pekan lalu.

Kepala  SMA Negeri 1 Teluk Kuantan Ergusneti menyebutkan, kegiatan ini merupakan  workshop sehari  untuk membicarakan keberhasilan dan permasalahan yang terjadi dalam penerapan kurikulum 2013 di sekolah masing-masing. Kemudian, dicarikan jalan keluar dari permasalahan tersebut sehingga dipastikan kurikulum 2013 betul-betul dapat diterapkan sesuai dengan harapan pemerintah.

Dari presentasi yang disampaikan oleh Ketua Tim Pendamping  Dra Defri Andayani, diperoleh gambaran, bahwa belum semua sekolah melaksanakan kurikulum 2013 secara utuh. "Disana sini masih terdapat kelemahan yang perlu mendapat perhatian berbagai pihak  untuk perbaikan kedepan," katanya.

Kelemahan-kelemahan itu antara lain, belum terlaksananya matrikulasi bagi sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013 pada tahun  2014 ini, belum terlaksananya bedah buku pegangan siswa dan guru. Sementara persentase tertinggi adalah sudah disiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) , sudah dilaksanakannya analisis SKL dan belum sepenuhnya dilaksanakannya penilaian secara  autentik.
 
Sementara itu, Ketua Program Pendampingan Implementasi Rohandi SPd MM mengatakan, bahwa kegiatan pendampingan ini tidak cukup sampai disini saja, dan akan tetapi sekolah diminta  secara konsisten dan sungguh-sungguh untuk melaksanakan hasil pertemuan ini  di sekolah masing-masing. "Maka  untuk memastikan penerapan  itu, kita akan kembali turun pada tahap kedua ke sekolah sasaran untuk melihat secara lansung bagaimana pelaksanaan proses pembelajarannya didepan kelas," ujarnya.( mad )

Berita Lainnya

Index