Perjuangkan Ulayat, Perlu Libatkan LSM Daerah, Nasional dan Internasional

Perjuangkan Ulayat, Perlu Libatkan LSM Daerah, Nasional dan Internasional
Hearing DPRD dengan perwakilan empat kenegerian yang menuntut PT. DPN. ( ktc )

 

TELUK KUANTAN – Upaya berbagai kenegerian di Kuansing memperjuangkan pengembalian lahan ulayat oleh perusahaan perlu meminta masukan dan saran dari LSM level nasional dan internasional terutama yang banyak bergelut dengan permasalahan ini. Pasalnya kekuatan uang dan jaringan yang dihadapi masyarakat sangat besar.

‘ Menghadapi perusahaan bukanlah perkara mudah, karena jejaring mereka luas dan kekuatan dana mereka dapat mempengaruhi hingga ke pengambil kebijakan, karena itu sering kali perjuangan rakyat dalam mengembalikan lahan ulayat mereka dirampas perusahaan gagal,”ujar Ketua LSM Permata Kuansing, Junaidi Affandi, SR, belum lama ini.

Namun demikian tegasnya bukan berarti perusahaan tidak memiliki titik lemah. Titik lemah perusahaan berada pada produksi yang mereka dapat diboikot konsumen apabila konsumen tahu bahwa produksi mereka dihasilkan melalui cara-cara yang tidak ramah lingkungan,mengkebiri hak-hak masyarakat lokal dan melanggar aturan yang ada.

“ Sekarang kan konsumen dunia cukup sensistif. Kalau tahu CPO dihasilkan dari lahan yang berkonflik dengan masyarakat, konsumen dunia akan memboikot. Kalau sudah diboikot ya perusahaan otomatis bangkrut, karena konsumen dunia tidak mau minyak goreng atau bahan-bahan lain yang  bahan bakunya CPO yang mereka gunakan berasal dari lahan-lahan yang bermasalah dengan masyarakat, apalagi yang membuat masyarakat tersingkir dan tidak memiliki lahan,”ujarnya.

Karena itu dirinya menyarankan, warga masyarakat yang berkonflik dengan perusahaan, selain berjuang secara legal formal di lembaga-lembaga pemerintah dan legislatif, juga mengandeng LSM daerah, nasional dan internasional.

“ Nanti LSM-LSM ini yang memberi tahu dunia, bahwa sebuah perusahaan penghasil CPO yang ada sedang berkonflik dengan mereka dan belum selesai,”ujar Junaidi Affandi.

Ia meyakni strategis ini akan ampuh membawa perusahaan duduk semeja dan berunding dengan masyarakat terutama perusahaan yang bandel dan tidak menghormati masyarakat dan pemerintah.

“ Titik lemah perusahaan disitu, mereka akan mau berunding kalau produksi mereka kena boikot,”ujarnya.

Karena itu katanya fokus perjuangan yang juga harus dilakukan bagaimana mengkampanyekan perusahaan yang tidak menghormati masyarakat, pemerintah dan legislative untuk diketahui dunia dan konsumen.

“ Kalau konsumen dan dunia tahu, sebuah perusahaan beraktifitas dibawa penderitaan masyarakat, mengambil lahan masyarakat dunia dan konsumen pasti akan memboikot produk mereka, itu sama dengan kehancuran mereka sendiri,”ujarnya.

Untuk itu Junaidi meminta elemen-elemen masyarakat belajar dari daerah yang telah sukses menerapkan pola tersebut. “ Pangean pernah berhasil menerapkan pola perjuangan seperti ini,”pungkasnya. ( isa )

Berita Lainnya

Index