Tradisi Mararuah di Rawang Bunai Sebelum Menanam Padi

Tradisi Mararuah  di Rawang Bunai Sebelum Menanam Padi
Mararuah disekitar areal rawang Padang Bunai. ( ktc )

TELUK KUANTAN – Sebelum memulai penanaman padi, masyarakat yang ada di sekitar rawang Padang Bunai yang terletak diperbatasan desa Sitorajo Kari kecamatan Kuantan Tengah dan desa Pisang Berebus desa Gunung Toar, seakan sudah menjadi tradisi tahunan mereka menggelar acara mararuah ( mencari ikan ) disaat air bendungan sudah mulai dilepas setelah ditutup kembali sejak berakhirnya musim panen sebelumnya.

Seperti Mararuah kali ini terlihat berlangsung selama tiga hari sejak Senin ( 27/10/2014 ) hingga Rabu ( 29/10 ) secara beramai-ramai. Yang uniknya, walau rawang Padang Bunai dihadiri banyak wara dari desa lain tidak terjadi permasalahan, mereka terlihat akur saat mencari ikan.

Begitu juga mengenai waktu pelepasan pintu bendungan sebagai tanda dimulai Mararuah juga mereka ketahui bersama-sama. Sehingga pada saat air sudah kering, pada pagi hari ratusan warga menggunakan tangguak, jariang, jalo, posok dan alat penangkap ikan lain sudah berdiri antre di pinggir rawang Padang Bunai.

Tua dan muda, laki-laki dan perempuan tampat begitu semangat untuk mulai mencari ikan. Selain alat tangkapan ikan, mereka juga membawa, keruntuang, sangguang, ember  sebagai tempat ikan.

Saking semangatnya mencari ikan, tak jarang aktifitas mencari ikan berlangsung hingga malam hari. Akan tampak lampu menyala di kawasan rawang Padan Bunai saat malam hari, namun tidak seramai pada pagi  dan siang hari.

Mereka beradu cepat  mendapatkan ikan yang biasa hidup dirawang seperti ikan puyuh, kaporeh, sopek, sopek siam, bocek, limbek dan yang lain.

“ Kalau sudah musim merawang tidak peduli orang tua, orang muda, perempuan dan laki-laki, pegawai atau petani, pasti akan Mararuah, karena mararuah juga bagian dari hobi,”ujar Kadus I Desa Pisang Berebus M. Kifti.

Karena itu sudah menjadi pemandangan biasa ratusan orang akan langsung turun ke air jika sudah surut untuk mencari ikan.

Menurutnya,karena hobi pencari ikan tidak hanya warga sekitar rawang Padang Bunai namun dari desa-desa lain. “ Senang hati kalau mendapat ikan sepat siam yang besar-besar atau puyuh, kapore dan ikan lain,”ujarnya.

Apalagi sekarang ujarnya, orangsudah ragu memakan ikan sungai karena dianggap sudah tercemar, maka  ikan rawang salah satu ikanyang dicari karena relative bebas dari pencemaran.

Mengenai waktu mulai mencari ikan sudah tahu saling tahu, karena komunikasi yang baik. “ Pokoknya sebelum musim tanam dimulai, dan kalau bendungan akan dilepas semua sudah saling kabar mengabari,”ujarnya.

Sementara Anton salah seorang pencari ikan, mengaku menunggu saat-saat pintu bendungan dilepaskan. " Melihat ikan mulai meloncat dan berlari diair yang semakin surut candu kali, apa lagi menangkapnya,"ujarnya.

Kalau sudah musim Mararuah ujarnya, bagi yang bekerja dapat saja berhenti sehari atau dua hari apalagi yang candu sekali mencari ikan. "  Candu mencari ikan bahaya juga, lebih asik dari menikmati ikan yang dimasak,"ujarnya tersenyum. ( isa )

Berita Lainnya

Index