ForDAS Riau Kembali Soroti PETI di Kuansing

ForDAS Riau Kembali Soroti PETI di Kuansing
dokumentasi KTC

TELUK KUANTAN - Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Riau, Ir Mardianto Manan MT kembali menyoroti semakin maraknya aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di sepanjang Sungai Kuantan, mulai dari Hulu Kuantan hingga Cerenti.

"Berulang kali kita sampaikan, PETI akan selalu merajalela apabila ada aparat yang memback up. Kalau benar-benar serius, bisa ditertibkan dengan cepat. Sekarang bisa kita lihat, kembali marak," kata Mardianto Manan, saat jumpa pers di Teluk Kuantan, usai hadiri peringatan Hari Jadi Kuansing ke-15 di Teluk Kuantan, Senin (13/10/2014) kemarin.

Mardianto merasa perlu menyampaikan dampak negatif dari PETI kepada publik, karena memang membawa dampak buruk terhadap keberlangsungan lingkungan hidup, terutama di lingkungan sungai, seperti ikan dan habitat di dalamnya yang tidak bisa lagi dikonsumsi. Dan pihaknya dari Fordas akan terus berupaya menyampaikan dampak buruk tersebut kepada masyarakat. "Memang menguntungkan secara ekonomi terhadap pribadi-pribadi, tapi kan dampak buruknya dirasakan banyak masyarakat," katanya.

Maraknya PETI di sepanjang Sungai Kuantan, diakuinya, karena aparat, baik aparat keamanan maupun aparat penyelenggara pemerintahan memang tak serius menertibkannya. Akibatnya, aktivitas yang merusak lingkungan itu tetap saja marak dan juga meresahkan.

Menurut akademisi asal Kuansing ini, tanda aparat diduga kuat terlibat memback up PETI bisa diketahui setelah dilakukan penertiban. "Kalau hari ini kita tertibkan, lalu beberapa hari lagi kembali marak, itu dipastikan ada aparat yang bermain. Dan itu tanda, kalau kita ingin membuktikan ada aparat yang tidak serius menertibkan," ungkap Mardianto.

Jika aparat benar-benar serius menyelamatkan lingkungan sungai, Mardianto menyarankan agar Bupati dan Kapolres menginstruksikan dengan tegas kepada jajarannya untuk menertibkan. Dengan sedikit mengancam, Bupati dan Kapolres, katanya, bisa dengan tegas dan cepat menertibkan aktivitas illegal tersebut.

"Bupati tinggal perintahkan camat, Kapolres tinggal perintahkan kapolsek. Kalau mereka serius, kita yakin PETI bisa ditertibkan. Ini ndak, tak ada sedikitpun upaya serius untuk menyelamatkan lingkungan. Dan kita sangat menyayangkan sungai-sungai di Kuansing banyak yang tercemar," kesalnya lagi.

Sosialisasi bahaya dampak PETI, disadarinya juga telah disampaikan. Namun upaya serius aparat untuk menertibkannya setiap hari perlu dipertanyakan. "Dulu waktu seminar, baik pemerintah maupun aparat keamanan siap memberikan sanksi jika ada aparat yang bermain. Buktinya sekarang tidak ada realisasi," katanya lagi.

Sementara itu, Wakapolres Kuansing Kompol Maryono SH MH yang dikonfirmasi wartawan, Selasa (14/10) siang menyatakan komitmennya untuk menertibkan PETI di wilayah Kuansing. Dan pihaknya dalam waktu dekat, akan melaksanakan razia gabungan bersama Pemkab Kuansing. "Namun yang pasti tidak ada kita terlibat terkait PETI ini," ujarnya. (Utr)

Berita Lainnya

Index