Kisah Nurul ,Anggota Paskibraka Nasional Asal Kuansing, Kangen Rumah Hingga Ingin Masuk Akpol

Kisah Nurul ,Anggota Paskibraka Nasional Asal Kuansing, Kangen Rumah Hingga Ingin Masuk Akpol
Anggota Paskibraka asal Riau Nurul Triani Putri (kanan) . ( fhoto tribunnews.com )

JAKARTA - Jadi salah satu anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) merupakan kebanggaan tersendiri. Apalagi, lokasi dan kerjanya untuk mengibarkan sang saka merah putih saat detik-detik proklamasi di istana negara.

Pengalaman yang setidaknya bakal sulit terlupakan oleh Nurul Triani Putri, anggota paskibraka asal Lubuk Jambi Kuantan Mudik kabupaten Kuansing Provinsi Riau ini. Ia sebelumnya tidak menyangka akan bertugas di istana negara, apalagi harus membawa bendera merah putih di hadapan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sungguh-sungguh mendebarkan bercampur haru dan bangga.

"Tidak menyangka. Senang, bangga, bercampur haru nih. Karena kami yang dikirim dari Riau ada dua pasang, empat orang. Saingan kita berat-berat. Tapi Alhamdullilah terpilih," katanya saat berbincang dengan Tribunnews.com, Sabtu(16/8/2014) lalu.

Meski terasa mendebarkan, Nurul SMAN 1 Kuantan Mudik itu mengaku siap bertugas dengan baik saat upacara pengibaran bendera merah putih di istana negara besok. Ia pun berjanji akan terus berlatih demi tugas mulia tersebut.

"Saya siap terima saja dimana saja posisi yang nanti akan ditugaskan,"katanya.

Awalnya, tidak ada niatan Nurul menjadi anggota pasukan pengibar bendera pusaka. Cita-citanya ingin menjadi seorang polisi wanita.

Nurul sempat berkeinginan mengutarakan isi hatinya untuk menjadi polisi saat bertemu Kapolri Jenderal Polisi Sutarman, akan tetapi rasa gugup dan kikuk lebih menguasai dirinya ketimbang keberanian.

"Saya pengen masuk Akpol. Tapi tadi pas salaman sama Pak Kapolri Jenderal Sutarman, rada kikuk. Jadi tidak sempat menyampaikannya. Hanya salaman saja," katanya.

Pelajar kelas dua SLTA ini pun kini rindu rumah dan orangtua. Ia sangat ingin sekali kembali ke kampung halaman dan bertemu ayah dan ibu.

Rasa rindu itu beralasan, karena sejak masuk seleksi dan pelatihan, Nurul belum sama sekali berkomunikasi dengan keluarganya, selain dilarang memegang alat komunikasi selama karantina, Nurul juga mengaku ingin fokus.

Mama doakan Nurul agar bisa bertugas dengan baik nanti 17 Agustus. Nurul kangen mama dan keluarga," ujarnya.( sumber : tribunnews.com )

Berita Lainnya

Index