TELUK KUANTAN - Dua pekan lebih sejak jalan provinsi yang menghubungkan Kuansing dan Inhu putus akibat hancurnya gorong-gorong akibat banjir 30 Mei yang lalu, hingga saat ini penanganan dan perbaikannya belum juga jelas oleh Dinas PU Riau.
Ironisnya, pengendara yang menggunakan jalan alternatif harus berhadapan dengan banyaknya pungli yang marak akibat banyaknya warga yang melakukan pungutan dengan dalih sumbangan bagi mereka yang sudah membantu penimbunan lubang-lubang dijalan alternatif tersebut dengan tanah dan Sirtu.
Lambannya perbaikan jalan putus tersebut diakui Kadis Bina Marga dan Sumber Daya Air Kuansing, Azwan melalui Kepala Bidang Peningkatan Jalan, Nasri Edi yang dihubungi, Selasa ( 18/6/2014 ).
" Belum ada perbaikan sampai saat ini. Kita sudah sering menyampaikan keluhan warga agar cepat diperbaiki, namun belum juga. Nanti Kita dibilang pula nyinyir oleh Dinas PU Riau,"ujarnya.
Namun dari komunikasi terakhir dengan Kabid Bina Marga Dinas PU Riau, Suroto mengenai pemasangan jembatan ( jembatan darurat dari besi ) ujar Nasri Edi, belum juga jelas sampai saat ini. " Pemilik jembatan Belly di Payakumbuh sudah pernah turun ke lokasi namun sampai saat ini tidak jelas kelanjutannya,"ujar Nasri Edi.
Hal yang sama dikatakan anggota DPRD Kuansing, Arlimus yang bermukim di Cerenti. Diakuinya hingga saat ini, jalan putus belum juga diperbaiki, hal ini menimbulkan keresahaan warga dan pengendara.
Sementara itu dari informasi para pengendara, saat ini Pungli marak terhadap mereka yang sedang melintasi jalan alternatif. Banyak warga yang meminta sumbangan di sepanjang jalan alternatif. Para peminta sumbangan berdalih sebagai biaya menimbun lubang jalan yang sudah rusak dijalan alternatif. Mereka juga dikabarkan menetapkan tarif kepada pengendara.(isa )