Warga Mengeluh, Masuk Puasa, Lebaran dan Pacu Harga Karet Masih Anjlok

Warga Mengeluh, Masuk Puasa, Lebaran dan Pacu Harga Karet Masih Anjlok
Karet rakyat di kebun. (ktc )

TELUK KUANTAN - Tiga momen akan dihadapi warga dalam waktu dekat masing-masing ramadhan, lebaran dan pacu jalur. Ketiga momen ini mau tidak mau membutuhkan dana, ironisnya harga karet yang menjadi mata pencaharian mayoritas warga masih anjlok.

Seperti diutarakan Mukhlis warga kecamatan Gunung Toar. " Harga gotah ( karet )masih Rp.6.500,- per kilogram, kalau sepuluh kilo tiap hari baru Rp 65.000,-. Kalau sudah masuk makan biaya sekolah anak, bensin dan rokoh semua disitu tak lagi masuk ( sesuai ),"ujarnya.

Lagipula ujarnya, untuk saat ini sudah jarang yang mampu menghasilkan 10 kilogram. " Minimal saat ini 20 kilogram per hari baru Rp 130.000 penghasilan, tapi jaranglah yang bisa menghasilkan sebanyak itu,"ujarnya.

Minimal ujarnya, harga karet saat ini dikisaran minimal Rp 9.000,- perkilogram. Barulah dengan harga itu warga dapat bernafas sedikit lega. " Yang pas tuh ya harganya diatas Rp .10.000,- ribu,"ujarnya mengeluh.

Mau kerja sampingan menjadi tukang bangunan, nasibnya juga sama. Karena dengan harga karet yang turun, orang mana lagi mengutamakan bangunan." Bisa makan, nyekolahkan anak saja sudah syukur,"ujarnya.

Jika harga karet tidak berubah, menurutnya, untuk pacu jalur nanti orang hanya sekedar nonton saja. " Bawa anak-anak saja mungkin nengok-nengok uang disaku, kalau bawa anak ya terpaksa harus beli yang diingkannya. Kalau tidak namanya ya nangis sekeras-kerasnya, malu juga dibuatnya,"ujarnya.

Untuk itu dirinya dan juga harapan petani karet lainnya berharap ada solusi untuk meningkatkan harga karet. " Kalu kami warga kecil nih ndak tahu bagaimana caranya lagi, bantulah warga karena anak-anak masuk sekolah, kuliah, puasa dan hari raya,"ujarnya. ( isa)

Berita Lainnya

Index