Gaya Kepemimpinan Annas Turut Gerus Suara Golkar Riau di Pemilu

Gaya Kepemimpinan Annas Turut Gerus Suara Golkar Riau di Pemilu
Gubernur Riau H Anas Ma'amun. ( ktc )


PEKANBARU- Hasil Pemilu Legislatif 2014 masih menempatkan Partai Golkar sebagai jawara di Riau. Namun posisi nomor satu tersebut tak dibarengi dengan peningkatan dukungan. Justru jadi sisi prosentase kepemilikan kursi di DPRD Riau jauh merosot.

Jika pada Pemilu Legislatif 2009, Partai Golkar sukses merebut 16 dari 55 kursi DPRD Riau atau sekitar 29 persen. Cukup dominan. Tidak demikian dengan raihan pada Pemilu baru lalu. Hanya 14 dari 65 kursi. Hanya sekitar 21 persen.

Pengamat politik dari Universitas Riau Maxaxai Indra memandang ada tiga faktor yang menjadi sebab tergerusnya dukungan untuk Partai Golkar Riau.

“Ada beberapa faktor yang menjadi sebab suara Partai Golkar di Riau pada Pemilu kali ini menurun cukup siginifikan,” ujar Maxasai Indra saat berbincang dengan riauterkinicom di Pekanbaru, Sabtu (26/4/14) .

Dijelaskan akademisi UIR tersebut, faktor pertama adalah kualitas figuritas calon legislative Golkar yang kurang memiliki daya saing dibandingkan Caleg partai kompetitor. Karena, pada Pemilu yang berbasis suara terbanyak, maka figuritas Caleg menjadi faktor paling dominan.

“Kedua karena faktor meningkatnya kepercayaan masyarakat pada partai lain. Kondisi ini disebabkan Partai Golkar tidak memiliki strategi khusus untuk mengimbangi daya tarik partai lain. Partai Golkar masih terlalu mengandalkan pemilih tradisionalnya,” tutur Maxaxai.

Ketiga, tergerus gaya kepemimpinan Gubernur Riau Annas Maamun yang merupakan Ketua DPD Partai Golkar Riau.

“Pagi kelompok yang melek informasi, terutama kalangan menengah atas yang tinggal diperkotaan, muncul kekecewaan pada gaya kepemimpinan Annas Maamun sebagai Gubernur Riau. Kondisi tersebut menyebabkan mereka menarik kepercayaan dari Partai Golkar,” tuturnya.

Lebih lanjut Maxaxai memprediksi Annas akan menghadapi situasi relatif lebih sulit dalam merebut dukungan dewan, menyusul susutnya kursi Golkar di DPRD. Kebijakan, terutama badgeting bisa menjadi masalah rumit jika komunikasi Annas dengan dewan tak mulus.( sumber : riauterkini.com )

Berita Lainnya

Index