Selama 13 Tahun, Terlihat Indikator Kemajuan

Selama 13 Tahun, Terlihat Indikator Kemajuan

 

 

TELUK KUANTAN – Jika dibandingkan kondisi Kuansing 13 tahun lalu dengan kondisi saat ini, semua fihak mestinya bersyukur dan bangga. Pasalnya indikator keberhasilan pembangunan tampak diberbagai bidang yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras semua fihak, baik pemerintah maupun masyarakat yang saling bahu membahu satu sama lain.

Hal ini dikatakan Bupati H Sukarmis saat menyampaikan sambutan pada sidang paripurna istimewa DPRD Kuansing yang digelar dalam rangka HUT Kuansing, Jumat ( 12/10 ) siang. Hadir juga pada acara ini Wagubri H.R Mambang Mit, Bupati Indragiri Hulu Yopie Arianto, Bupati Dhamasraya Adi Gunawan, Wawako Sawahlunto Rizal Erdiwan, Asisten II Setda Inhil H. Syafrinal Hedi, unsur Muspida Kuansing,utusan Pemkab Kampar, Pelalawan, Pekanbaru, Ketua DPRD Kuansing Muslim, Wabup Kuansing Drs H Zulkifli, M.Si, Sekda Kuansing Drs H Muharman, M.Pd, Asisten, Kaban, Kadis, Kabag, Camat  dan undangan lainnya.

Indikator keberhasilan yang dicapai menurut Bupati secara umum dapat dilihat dari semakin banyak  rumah-rumah masyarakat yang dialiri listrik. Berdasarkan data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, dari 209 desa/kelurahan sudah 186 desa yang masuk listrik.

 " Sekarang hanya tinggal 23 desa ( 11.1 persen ) yang belum mendapat aliran listrik itupun lebih disebabkan kondisi geografis desa yang saling berjauhan,"ujar Sukarmis.

Dari indikator kinerja pemerintah, ujarnya, dari 12 kabupan dan kota se-Riau, kabupaten Kuansing merupakan salah satu dari dua  kabupaten yang mendapatkan penghargaan wajar tanpa pengecualian ( WTP ) dibidang pengelolaan keuangan .

" Ini menunjukkan bahwa Pemkab Kuansing kinerjanya sudah baik dan Kita perlu mempertahankan WTP  yang Kita peroleh tersebut,"ujarnya.

Selanjutnya kata Sukarmis, keberhasilan Pemkab Kuansing ditinjau dari indikator sosial antara lain, jumlah penduduk miskin tinggal 12,57 persen dari 364.206 jiwa. Terjadinya penurunan kematian ibu bayi, tahun 2011 sebanyak 96 kasus, tahun 2012 hanya 69 kasus.

Seterusnya, angka partispasi murni tahun 2007, tingkat SD sebesar 84,69 persen dan tahun 2011 sebesar 99,52 persen. Tingkat SMP tahun 2007 sebesar 84,38 persen dan tahun 2011 sebesar 85,44 persen. Tingkat SLTA tahun 2010 sebesar 65,55 persen tahun 2012 sebesar 67,24 persen.

“ Angka putus sekola tahun 2011 untuk tingkat SD sebesar 0,1 persen, tingkat SLTP 0,3 persen dan tingkat LSTA sebesar 0,2 persen,”pungkasnya. ( ktc1 )

Berita Lainnya

Index