Jalan ke Kebun Terhalang Parit Gajah

Warga Koto Inuman Amankan Alat Berat PT WJT

 Warga Koto Inuman Amankan Alat Berat PT WJT

 

 

 

TELUK KUANTAN – Kesal jalan akses menuju kebun karet dan kebun kelapa sawit terhalang galian parit gajah, warga desa Koto Inuman mengamankan 1 unit alat berat escavator milik PT Wana Jingga Timur ( WJT ) . Alat berat tersebut diamankan warga dititip di Kantor Camat Inuman sejak Senin ( 1/10 ) lalu.

            Penyitaan alat berat milik PT WJT ini berawal dari diputusnya akses jalan masyarakat oleh pihak perusahaan melalui pembangunan parit gajah. Sehingga masyarakat yang memiliki lahan perkebunan karet dan sawit di sekitar perusahaan tersebut kesulitan untuk menjangkau kebun mereka karena terhalang oleh parit gajah tersebut.

Sebelumnya, jalan ini digunakan pihak perusahaan sebagai akses keluar dan masuk kendaraan operasional PT WJT termasuk warga setempat ke kebun mereka. Hanya saja sebelum penyanderaan alat berat terjadi,  perusahaan membuat jalan baru di wilayah yang berbeda. Sehingga jalan yang tadinya digunakan perusahaan tidak lagi difungsikan, dan otomatias akse warga ke kebun mereka juga terhalang.


"Sekarang, jalan yang setiap hari dimanfaatkan masyarakat dibuat parit. Ya, persis di tengah jalan, dan sudah pasti masyarakat tidak bisa lagi melewati jalan ini, karena sudah terkendala parit," ujar Anggota DPRD Kuansing Aherson kepada wartawan, Rabu (3/10) kemaren.


Menurutnya, kebijakan perusahaan membuat parit di jalan yang saban hari digunakan warga merupakan kebijakan yang terkesan mencari perlawanan dengan masyarakat.

 Sebelum aksi penyanderaan terjadi ujarnya, warga desa sudah berusaha bertindak persuasive dengan mengirim surat ke PT WJT tanggal 1 oktober 2012. Surat  yang ditandatangani Ketua BPD Koto Inuman, Kepala Desa Koto Inuman, Ketua Pemuda Inuman dan Urang Godang Koto Inuman serta Camat Inuman berisi sejumlah tuntutan. Pertama masyarakat menginginkan jalan yang digali agar ditimbun, kedua jalan diservis secara berkala setiap enam bulan sekali, ketiga masyarakat yang memiliki kebun karet di areal WJT diberi kebebasan untuk keluar masuk ke kebun masyarakat yang ada. Keempat pihatk WJT memberi perhatian terhadap kegiatan yang diadakan pemuda, pemangku adat dan pemerintah desa melalui program community developmen (CD).

Namun sampai di PT. WJT ujarnya masyarakat tidak dapat menjumpai perwakilan dari WJT, sehingga masyarakat mengamankan alat berat WJT sampai tuntutan masyarakat dikabulkan oleh WJT.

Camat Inuman Mastur Ismail SE yang dihubungi wartawan , Rabu (3/10) kemaren mengakui, ada alat berat milik perusahaan yang saat ini dititipkan oleh masyarakat. "Masyarakat yang menitipkan alat berat WJT ini ke kami. Kalau terjadi apa-apa dengan alat ini, kami sudah meminta kepada pihak perusahaan untuk menjaganya di sini," ujarnya.

Sementara itu, Manager PT WJT, Dezi yang dikonfirmasi wartawan via hand pone mengaku, bahwa dirinya pada saat kejadian penyitaan alat berat perusahaan, 1 Oktober kemarin, sudah mengundurkan diri. "Saya per 1 Oktober tidak di Duta Palma lagi pak," ujarnya singkat yang mengaku berada di Jambi.  Selanjutnya, Kepala Tata Usaha Perkebunan PT WJT, Indra yang juga dikonfirmasi mengatakan, dirinya akan memberikan perkembangan informasinya. "Begini saja pak, nanti saya informasikan ke bapak perkembangannya," ujarnya ringkas. ( ktc1 )

Berita Lainnya

Index