Adit, Bocah Malang yang Dianiaya dan Dibuang Orangtuanya : 'Ibu Sini, Ibu Sini, Takut... Takut...'

Adit, Bocah Malang yang Dianiaya dan Dibuang Orangtuanya : 'Ibu Sini, Ibu Sini, Takut... Takut...'
Adit ( 7 ) saat dirawat di RS PTPN V Tapung. ( rpc )

TAPUNG - Sekejam-kejamnya ibu tiri, kali ini lebih kejam dari ibu kandung. Inilah yang dialami Adit (7), bocah yang mengaku dianiaya oleh ibu kandungnya.

Seorang bocah berbadan kurus tampak duduk di atas tempat tidur ruang perawatan anak Rumah Sakit (RS)  PTPN V, Senin (16/12) petang. Adit nama bocah itu. Ia berumur sekitar 7 tahun. Ia menatap tajam siapa pun yang lewat di depannya.

Sekujur tubuhnya penuh luka, sebagian sudah mengering dan sebagian lagi masih basah bernanah. Bau tak sedap pun menyeruak di ruangan yang hanya dibatasi dengan kain gorden itu. Menurut perawat yang sedang membersihkan luka di tubuh bocah malang ini, sebagian lukanya sudah membusuk sehingga menimbulkan bau yang tak sedap.

‘’Saat dibawa ke sini luka di punggung, kepala dan di bibirnya bernanah semuanya,’’ ujar salah seorang perawat yang enggan disebutkan namanya itu.

Tiba-tiba Adit menjerit keras saat perawat menyemprotkan cairan pembersih luka di punggungnya. Luka yang satu itu memang cukup parah. Bentuknya oval kurang lebih seukuran telapak tangan orang dewasa. Kondisinya melepuh seperti bekas luka bakar akibat terkena setrika.

Tangisannya tak kunjung berhenti membuat perawat yang membersihkan lukanya pun terpaksa menghentikanya. ‘’Iya-iya sudah sudah, gak dikasih obat lagi. Udah Adit diam ya,’’ bujuk perawat yang merawatnya.

Meskipun perawat tak lagi membersihkan lukanya, tapi ia masih juga tak berhenti menangis. Tangisanya semakin menjadi-jadi dengan sesekali terbata-bata memangil dengan kata ibu. ‘’Ibu mana, ibu mana,’’ ucapnya lirih.

Rupanya ibu yang dimaksud Adit adalah wanita bernama Dahniar (42), yang sejak Ahad (15/12) lalu mendampinginya. Dahniar inilah orang yang mengantarkannya ke kantor polisi dan rumah sakit.

‘’Apa nak, ibu di sininya gak ke mana-mana,’’ ucap Dahniar menenangkan Adit. ‘’Ibu sini, ibu sini, takut... takut..’’ ucapnya lirih sambil menepuk-nepuk tempat tidur berseprai pink, mengisyaratkan agar Dahniar duduk di sampingnya.

Dengan penuh kasih sayang, Dahniar menuruti permintaan anak yang asal-usulnya pun ia tak ketahui itu. ‘’Sudah ibu di sini kan, Adit jangan takut. Om ini gak jahat kok, dia cuma mau lihat Adit aja,’’ sebutnya kembali menenangkan bocah malang ini.

Diakui Dahniar, korban memang takut ketika melihat orang yang tidak ia kenali, terlebih jika seorang perempuan. Ia akan langsung menunjukkan reaksi kurang bersahabat, memandang dengan tatapan tajam.

Selain itu, masih menurut Dahniar, korban juga takut ketika melihat benda-benda tajam seperti gunting dan pisau yang digunakan perawat untuk memotong perban. Ia juga takut melihat orang ramai dan orang yang bersuara gaduh.

‘’Kalau orang berkumpul dan ribut ia takut. Kadang ia teriak-teriak sendiri meskipun suaranya gak begitu jelas,’’ katanya.

Menurut Dahniar lagi, korban juga selalu histeris setiap kali ditanya lebih jauh tentang ibunya. Ia langsung merespon dengan menggeleng-gelengkan kepalanya saat didesak tentang siapa ibunya itu. ‘’Ia tak suka kalau ditanya soal ibunya, dan langsung memarahi kita,’’ cerita Dahniar.

Menurut cerita korban yang dituturkan ke Dahniar, ia dibuang ke tengah perkebunan kelapa sawit milik PTPN V itu oleh ibunya yang bernama Vina dan omnya Isyam. Saat ditanya pukul berapa ia diantarkan ke tengah kebun itu, korban menyebutkan setelah bangun tidur.   

Sementara itu, kondisi yang dialami korban memang mengundang simpatik para keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut. Tak ayal sejak Senin pagi kemarin sejak korban dirawat, banyak dari mereka berbondong-bondong ingin melihat kondisi bocah malang itu.

Hal inilah yang membuat korban stres dan tak bisa beristirahat. Selain luka di sekujur tubuhnya juga membuat ia tak bisa istirahat dengan berbaring.

Pengakuan korban yang meluncur secara polos menyebutkan, penyebab luka di sekujur tubuhnya diamini oleh dokter yang memeriksanya.

Menurut dr M Nur, korban memang menderita luka sayatan di sekujur tubuhnya, luka-luka itu bisa saja disebabkan oleh benda tumpul tajam maupun benda tajam itu sendiri.

Di lidahnya terdapat luka yang mengakibatkan sebagian dari ujung lidahnya sudah terlihat tidak utuh, sepeti bekas guntingan. Kemudian pada sudut bibir kiri juga demikian. Pada alat kelaminnya juga menurut M Nur terdapat luka bekas sayatan.

Sementara yang terparah ada pada punggugnya, di mana luka bakar oval memanjang mulai dari sisi kanan ke sisi kiri punggugnya itu.

‘’Lukanya memang sangat parah. Jika tak segera ditangani takut semakin memburuk,’’ ucapnya.

Selain itu, korban juga mengalami kekurangan darah pada tubuhnya. Ia bahkan sudah masuk kategori Anemia. Tubuhnya juga banyak kehilangan cairan, sehingga kondisinya sangat lemah.( sumber : riaupos.co )


Berita Lainnya

Index