TELUK KUANTAN – Kadis Pendidikan (Kadisdik) Kuansing, Drs H Alwis MSi mempersilahkan pihak kepolisian dan LSM Permata Kuansing mengusut adanya indikasi pemotongan dana kegiatan pelatihan tentang pengembangan karir guru
“ Jadi, kalau Kami, biar aja mau diusut. Silahkan," ujar Alwis kepada wartawan, Senin (1/10) siang mengklarifikasi pemberitaan salah satu media adanya dugaan pemotongan dana guru yang mengikuti pelatihan pengembangan.
Sebab ujarnya, kegiatan yang disebutkan LSM Permata Kuansing tidak ada dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) di Disdik Kuansing tahun 2012. Oleh karenanya, dirinya mempersilahkan supaya dugaan penipuan ini dilaporkan ke pihak kepolisian. "Karena memang kegiatan itu tidak ada di-DPA Disdik," jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya belum ada menerima panggilan dari pihak kepolisian terkait laporan LSM tersebut. Namun demikian, pihaknya ingin mengetahui siapa orang yang melakukan pemotongan tersebut dan siapa korbannya.
Menurutnya, tidak mungkin ada pelaku kalau di DPA tidak tersedia. Kalau judul kegiatannya adalah untuk pengembangan karir guru juga tidak ada nomenklaturnya di DPA Disdik Kuansing tahun ini.
"Maka dari itu kita ingin tahu siapa pelaku yang melakukan pemotongan tersebut dan siapa yang menjadi korban, karena kegiatan tersebut tidak ada di DPA kita," jelasnya.
Sementara itu Ketua LSM Permata Kuansing, Junaidi Affandi membenarkan adanya laporan ke Polres Kuansing terkait hal ini. Ia membenarkan dari laporan para guru kepadanya, mereka menerima dana Rp 7 juta sementara dalam kwitansi tertera Rp 10 Juta.
Disebutkanya, pihaknya melaporkan kepada Polres karena hal merupakan tindak pidana umum. Apalagi pihaknya tidak menginginkan terjadi pemotongan dana guru sekecelil apapun. “ Di Bangka Belitung, ada pemotongan dana guru Rp 40 Ribu pelakunya terkena kasus hokum,”ujarnya.
Ditambahkannya dalam kegiatan tersebut, masing-masing kecamatan mengutus 1 orang perwakilan dalam kegiatan ini. (ktc1)
