Film Sayang Sasuku 2 Masuk Nominator Anugerah Sagang Tahun 20-13

Film Sayang Sasuku 2 Masuk Nominator Anugerah Sagang Tahun 20-13
Cover Film Sayang Sasuku II. ( ktc )

TELUK KUANTAN - Satu lagi karya anak Kuansing yang patut diapresiasi. Film Sayang Sasuku 2 yang beredar beberapa minggu di pasaran masuk sebagai Nominator Anugerah Sagang Tahun 2013.
Ikhsan Fitra MW kepada wartawan, selaku sutradara film tersebut merasa terharu atas masuknya Film Sayang Sasuku sebagai Nominator.

“Alhamdulillah film kita Sayang Sasuku 2 masuk nominator pada Anugerah Sagang tahun 2013. Saya tak menyangka sebab masih banyak karya seniman-seniman lain yang lebih bagus dari film kita”ujarnya kepada wartawan, Senin ( 7/10 ) kemaren.

Penghargaan yang diberikan setiap tahunnya oleh Yayasan Sagang ini diikuti oleh seniman-seniman yang memang telah malang melintang di dunia seni.

Film Sayang Sasuku 2 ini masuk dalam kategori Karya Non-Buku Pilihan Sagang ini bersaing dengan beberapa karya lainnya seperti Album Musik Blacan Aromantic Ethnic Project  Karya Zailafndri Zainal/Matrok, Pementasan Teater Sangketa Cinta Produksi Rumah Sunting Karya Kunni Masrohanti, Pementasan Teater Protagonis Produksi Sanggar matan karya Monda Geanes dan pementasan Teater Opera Primadona Produksi Sanggar Selembayung karya Fedli Azis.

Masuknya karya anak Kuansing ini pada Nominator Anugerah Sagang memang membanggakan kita semua sebab ini merupakan karya anak Kuansing yang mengangkat tradisi dan adat lokal Kuansing yang saat ini sudah mulai pudar di tengah-tengah masyarakat.
“Kami mengharapkan doa dan dukungan masyarakat Kuansing agar film ini menjadi pemenang pada acara puncak nantinya sehingga mampu mengharumkan nama Kuansing”ujar Ikhsan yang di amini oleh asisten sutradara dan penulis skenario, Sendy Alpagari.

Sedangkan Rismi Febriyanti selaku Pimpinan Sayang Sasuku Manajemen kepada media ini menyambut gembira atas masuknya Film Sayang Sasuku 2 sebagai Nominator tahun 2013.  
“ini patut kita dukung. Dan mudah-mudahan rencana kita dengan masuknya nominator ini untuk melakukan pemutaran film ini di Gedung Idrus Tintin Pekanbaru dan Taman Ismail Marzuki Jakarta bisa terwujud. Dan kita ingin film ini bisa menasional seperti halnya film Siti Nurbaya yang diangkat dari cerita masyarakat Sumatera Barat,” ujarnya.

Dibeberapa sekolah di Pekanbaru, film ini ternyata menjadi pembelajaran muatan lokal bagi siswa-siswi tentang adat dan tradisi Kuansing terutama tentang larangan pernikahan satu suku (sasuku). Sayang Sasuku Manajemen juga berencana melakukan road show ke beberapa sekolah di Kabupaten Kuantan Singingi dan bekerjasama dengan pihak sekolah. Bagi sekolah yang berminat bisa menghubungi Ikhsan Fitra selaku sutradara di no.hp 085278599852.( mad )


Berita Lainnya

Index