Kekerasan sektarian kembali pecah di Myanmar

Kekerasan sektarian kembali pecah di Myanmar
fhoto : BBC/BBC

YANGOON - Ketegangan antara komunitas Muslim dan Buddha meningkat selama tahun-tahun terakhir.

Presiden Myanmar Thein Sein mengunjungi negara bagian Rakhine di tengah kekerasan sektarian baru antara warga Buddha dan Muslim.

Presiden tiba di ibukota negara bagian Rakhine, Sittwe, pada hari Selasa (01/10).

Dia dijadwalkan akan mengunjungi sejumlah kota termasuk Maungdaw di utara dan Thandwe di selatan.

Kota-kota itu mengalami ketegangan sejak Sabtu ketika seorang sopir taksi beragama Buddha menuduh seorang pemilik toko beragama Islam memaki-makinya saat berusaha memarkir taksi di kota Thandwe, negara bagian Rakhine.

Merasa tidak puas dengan cara penanganan kasus oleh polisi, warga Buddha yang marah membakar rumah-rumah milik warga Muslim hari Minggu.

Aksi tersebut berlanjut hari ini dan seorang perempuan Muslim tewas dalam kerusuhan.

"Seorang perempuan tua tewas dalam bentrokan dan rumah-rumah dibakar," kata seorang pejabat kepolisian Burma seperti dikutip kantor berita AFP.

Dituduh memihak
Wartawan BBC untuk Asia Tenggara Jonathan Head melaporkan kekerasan ini menyebabkan sejumlah rumah rusak. Di samping itu ratusan warga Muslim melarikan diri.

Pihak berwenang memberlakukan jam malam dan mengatakan situasi berhasil dikendalikan.

"Tetapi massa warga Buddha masih berkumpul dan menyerang berbagai bangunan milik warga Muslim selama 24 jam terakhir di Thandwe dan daerah-daerah sekitarnya," jelas Head.

Penduduk Muslim di kota itu menuduh aparat keamanan memihak penduduk Buddha.

Ini bukan kekerasan sektarian yang pertama di negara bagian Rakhine. Pada Juni 2012, kekerasan antara warga Buddha dan Muslim menewaskan hampir 200 orang dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Kekerasan tersebut menjalar ke negara-negara bagian lain.

Puluhan orang telah dijatuhi hukuman atas peran mereka dalam kerusuhan tersebut.

Sebagian penduduk negara bagian Rakhine adalah etnik Rohingya beragama Islam. Mereka tidak diakui sebagai warga negara sah Myanmar.(bbc/bbc/dtc)

Berita Lainnya

Index