Politisi Golkar, Pilpres Tanpa Jokowi, Persaingan Lebih Seru

Politisi Golkar, Pilpres Tanpa Jokowi, Persaingan Lebih Seru
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Liputan 6.com/Helmi Fitriansyah)



TANJUNG PINANG - Politikus Partai Golkar Harry Azhar Azis berpendapat, pemilihan presiden pada Juni 2014 akan lebih seru jika tidak dikuti oleh Joko Widodo (Jokowi).

"Tentu dinamika politik lebih hidup dan persaingan semakin seru jika pemilihan presiden tidak diikuti Jokowi, karena kekuatan figur yang diusung masing-masing partai berimbang," kata Harry, Jumat (20/9/2013).

Wakil Ketua Komisi XI DPR ini mengakui Jokowi merupakan kader PDIP yang cukup terkenal dan disukai masyarakat. Namun, hingga sekarang PDIP belum memutuskan figur yang diusung sebagai capres.

Harry menilai kemungkinan strategi membungkus nama capres yang akan diusung dilakukan PDIP untuk melindungi capres tersebut agar tidak digembosi.

"Kan masih ada Megawati Soekarnoputri. Bahkan ada beberapa indikasi bahwa Megawati menjadi capres, sedangkan Jokowi menjadi pendampingnya," ucapnya.

Bila hal itu terjadi, tambah dia, PDIP harus bekerja keras memperoleh 20 persen kursi DPR RI atau 25 persen suara pemilih pada Pemilu 2014. Jika tidak terpenuhi, PDIP harus berkoalisi dengan partai lain.

"PDIP tidak berburu-buru menentukan capres dalam menghadapi pemilihan presiden, tidak seperti Hanura yang telah memproklamirkan Wiranto dan Hary Tanoe sebagai capres dan cawapres. Jika suara yang diperoleh Hanura tidak mencapai 20 persen, Wiranto dan Hary Tanoe tidak dapat berpasangan," ungkapnya.

Menurut dia, masyarakat Indonesia cenderung memutuskan pilihan terhadap calon presiden dan wakil presiden bukan berdasarkan program yang dijual, melainkan figur. Capres yang memiliki program yang baik belum tentu terpilih menjadi presiden, meski populer.

"Figur yang populer belum tentu dipilih masyarakat," ujar anggota DPR dari daerah pemilihan Kepulauan Riau itu.

Sementara Partai Golkar, hingga kini masih mengusung Aburizal Bakrie sebagai capres. Mesin politik Golkar sudah bergerak sejak beberapa bulan terakhir.

Golkar tidak pernah khawatir bersaing dengan figur lain. Waktu yang tersisa ini, kata dia, akan dimanfaatkan Golkar untuk memenangkan Pemilu 2014 dan pemilihan presiden.

"Hasil Rapimnas Golkar Oktober 2013, akan menentukan arah perpolitikan Partai Golkar. Sejauh ini, Golkar hanya memiliki satu pilihan yaitu Aburizal Bakrie sebagai capres," tukas Harry Azhar. ( summber : Ant/lp6.com)

Berita Lainnya

Index