Harrison Ford Ungkap Kerusakan Tesso Nilo ke SBY

Harrison Ford Ungkap Kerusakan Tesso Nilo ke SBY
Harrison Ford (tengah) saat berfoto bersama penggemarnya di Kopi Tiam Oey, Jakarta (2/9). ( tempo.co

JAKARTA - Aktor Hollywood, Harrison Ford, mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Selasa, 10 September 2013, terkait dengan pembuatan film dokumenter tentang lingkungan. Dalam pertemuan itu, Harrison membeberkan temuannya mengenai kerusakan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, kepada SBY.

Juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, mengatakan aktor film Indiana Jones tersebut sempat memaparkan temuannya mengenai kondisi hutan di Tesso Nilo yang dinilai sangat memprihatinkan. Harrison juga membandingkan temuan itu dengan kondisi hutan di daerah Kalimantan. "Ada temuan yang kurang begitu pas menurut dia," kata Julian.

Julian mengatakan SBY sudah menjelaskan dan menjawab hal itu kepada Harrison. Ia mengatakan proses penegakan hukum terhadap praktek pembalakan liar menjadi perhatian pemerintah, meski sulit direalisasikan.

SBY, kata Julian, juga menyampaikan kepada Harrison bahwa ia sudah memerintahkan Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo untuk tegas menindak pelaku pembalakan liar. "Sebelumnya, Presiden sudah bertemu Kapolri. Beliau mengingatkan Kepolisian untuk tidak segan bertindak tegas untuk menjaga lingkungan."

Adapun mengenai rancangan dan isi film garapan Harrison Ford, Julian enggan mengomentarinya. Julian beralasan, pemerintah tidak mau menilai film itu.

Sebelum bertemu SBY, Harrison mewawancarai Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Kondisi hutan di Tesso Nilo diduga menjadi penyebab sehingga Harrison marah saat bertemu Zulkifli Hasan di kantornya. Sebab, Harrison menemukan adanya praktek pembalakan dan perkebunan liar di kawasan Tesso yang terkesan dibiarkan oleh pemerintah.

Kawasan taman nasional seluas 83 ribu hektare ini membentang di empat kabupaten di Riau. Kawasan ini dihuni oleh gajah dan harimau Sumatera. Namun, karena adanya pembalakan liar dan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, diduga kedua hewan langka tersebut tergusur. Juga banyak gajah mati diracun di sana.( sumber : tempo.co )

Berita Lainnya

Index