Merasa Dipersulit Urus SIM, Sihotang Tampar Polisi

Merasa Dipersulit Urus SIM, Sihotang Tampar Polisi
Difabel sedang ikuti tes SIM (ilustrasi) (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

MEDAN - Merasa dipersulit saat mengurus perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM), Bernard Sihotang jadi emosi, dan menampar polisi Brigadir Kepala S. Purba. Purba merupakan polisi yang melayaninya di kantor pengurusan SIM di Jalan Sutomo, Pematang Siantar (Siantar), Sumatera Utara.

Rabu, 4 September 2013, Sihotang berniat mengurus perpanjangan SIM C ke kantor polisi tersebut. Namun lantaran SIM miliknya itu tercantum bukan dalam wilayah hukum Polresta Siantar, Bripka Purba menyarankan agar mengurusnya ke Polresta Kabupaten Simalungun di Jalan Sangnualuh.

Namun, Sihotang yang juga pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkab Simalungun ini bersikeras perpanjangan SIM-nya bisa dilakukan di tempat itu.  Merasa kesal, Sihotang langsung melayangkan tamparan ke wajah Purba dan berusaha memukuli petugas polisi itu.

Keributan tak terhindarkan antara keduanya. Suasana gaduh di dalam kantor menjadi perhatian warga yang saat itu memang ramai. Tak lama kemudian, petugas dari Polres Siantar datang melerai dan mengamankan keduanya ke kantor polisi.

"Saya bilang dia salah tempat karena SIM-nya bukan wilayah Polresta Siantar, tapi dia ngotot agar bisa mengurusnya di sini dan juga bilang kalau mau dites juga boleh," kata Bripka Purba yang resmi melaporkan Bernard atas penganiayaan tersebut.

"Saya sudah sarankan dia ke kantor Jalan Sangnaualuh, tapi dia emosi dan langsung menampar saya. Ada banyak saksinya dia memukul saya," kata Purba.

Sihotang rupanya juga tak menerima kejadian itu. Usai diperiksa atas pemukulan yang dilakukannya terhadap anggota polisi itu, dia melaporkan balik Bripka Purba ke Provost Polres Siantar. Dalam laporannya, dia mengatakan dirinya dipersulit mengurus SIM.

Saat ditanya soal peristiwa ini, Kapolresta Siantar Ajun Komisaris Besar Albert Sianipar mengatakan belum mengetahui lantaran saat ini masih berada di Jakarta. "Saya belum monitor, saat ini masih ada di Jakarta. Tapi kami pasti akan melakukan pemeriksan kalau memang sudah ada laporan, " ujarnya kepada VIVAnews, hari ini, Kamis 5 September 2013. ( sumber : vivanews.com )

Berita Lainnya

Index