TELUK KUANTAN – kuansingterkini.com - Istilah dalam lomba dayung cukup banyak, mulai dari Kayak, Kano, Rowing dan Dragon, begitu juga dengan jarak pacu ada yang 100 meter sampai dengan 2000 meter, tidak sama dengan pacu jalur. Begitu juga aduanya, bisa sekali adu sampai enam jalur berbeda dengan pacu jalur yang hanya diikuti 2 jalur sekali adu ( hilir ).
Hal ini cukup membingungkan penontong yang menyaksikannya. Apalagi tidak ada ranji ( daftar aduan ) yang selalu ada setiap pacu jalur. Akibatnya penonton kesulitan untuk mengetahui di hilir berapa tim tuan rumah Riau berpacu dan dilintasan berapa tim kesayangan mereka sedang berjuang merebut emas.
"Banyak sekali jenis dan istilah pacu di lomba dayung ini, tak faham Kita. Paling Kita mengenal tim Riau sedang berpacu dari cat pengayuh dan baju yang mereka gunakan yang berwarna oranye, kalau sudah ada warna baju oranye yang pacu Kita akan sorak-sorak memberikan dukungan,"ujar Purwanto penonton asal Teluk Kuantan.
Paling katanya hanya panitia dan masing-masing kontingen yang tahu mengenai jadwal pacu. Kalau boleh berharap, hendaknya ada juga ranji aduan lomba dayung, dengan demikian penonton penontong juga tahu.
Hal yang hampir sama dikatakan Yuhen juga asal Teluk Kuantan. Menurutnya, harusnya ada tanda dimulai pacu seperti meriam dalam pacu jalur, dan juga didampingi komentator seperti Darwis yang membuat suasana menjadi lebih meriah. Diakuinya ada komentator tapi hanya di tribun finish, dan speaker untuk warga mendengarkan ulasan sang komentator juga satu.
"Kalau banyak kan bisa dengan jelas mengetahui tim-tim yang sedang berpacu. Tim dai provinsi mana saja, apa jenisnya Kayak atau Kano atau yang lain,"ujarnya.
Namun walaupun masih bingung keduanya mengaku tetap bangga dengan pelaksanaan PON khususnya dayung di Kuansing. Karena daerah mereka semakin dikenal oleh public nusantara. “ Minimal warga di provinsi yang mengikuti dayung membaca berita tentang perkembangan atlet mereka di lomba dayung,"ujar mereka. ( ktc 1 )
