LE Lebih Memilih Blusukan Daripada Berorasi di Panggung

LE Lebih Memilih Blusukan Daripada Berorasi di Panggung
Lukman Edy saat blusukan ke pasar di Pangkalan Kerinci.. ( grc /ktc )

PANGKALAN KERINCI - Kendati disediakan panggung dengan ukuran yang lumayan besar, lengkap dengan sound-system, calon Gubernur Riau Ir. HM Lukman Edy M.Si. ternyata tidak kerasan tampik di pentas untuk meneriakkan sejumlah yel-yel. Ia malah memilih blusukan, bertemu dan berdialog langsung dengan masyarakat.


Saat memenuhi jadwal kampanye di Pangkalan Kerinci, ibukota Kabupaten Pelalawan, Rabu (21/8/2013), LE -begitu ia akrab disapa- hanya dalam hitungan detik saja berada di atas panggung. Usai menyampaikan yel-yel seperlunya, yang kemudian diikuti sejumlah pimpinan parpol pendukung pasangan yang akrab dipanggil dengan Lurus itu, LE di bawah panas yang cukup terik blusukan ke pasar.


Menaiki becak dari kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pelalawan, LE yang didampingi anggota DPRD Riau Zukri, dan Ketua DPC PDI Perjuangan Pelalawan Supriyanto SP; langsung menemui satu per satu pedagang. Dialog pun terbangun. Antara lain, LE mempertanyakan harga jual terakhir barang dagangan yang dijual oleh pedagang yang dtemui, termasuk juga menanyakan masalah keluarga dari pedagang yang ditemui.


Tak lupa, dalam kesempatan yang sama LE menjelaskan program-programnya sebagai calon Gubernur Riau, yang terangkum ke dalam 4 Pilar. ''Kalau Bapak tidak ingin direpotkan oleh biaya kuliah anak di perguruan tinggi, serahkan urusan sekolah anak Bapak kepada pemprov,'' katanya. Tentu saja hal itu hanya mungkin terjadi kalau LE bersama pasangannya terpilih dalam ajang Pilgub (Pemilihan Gubernur) Riau 2013.


Ditanya kenapa lebih memilih blusukan daripada berorasi di panggung, LE menitikberatkan pada faktor efektifitas. Dikatakan, berorasi di panggung paling dihadiri oleh audiens sekitar 200 orang, sementara tidak terbangun dialog dua arah antara pembicara dengan audiens. ''Masyarakat seakan direcoki oleh hal-hal yang pada dasarnya mereka sendiri tidak memahaminya,'' kata LE.


Berbeda dengan blusukan dan berdialog langsung dengan masyarakat, menurut LE, di satu pihak ia akan tahu secara mendalam persoalan yang dihadapi masyarakat, sementara di bagian lain masyarakat bisa secara langsung menyampaikan aspirasi yang dianggap perlu untuk diutarakan. ''Sepertinya cara seperti ini terasa lebih cerdas dan berkualitas,'' tambah mantan menteri itu.


Makanya, hampir dalam setiap kunjungan LE ke daerah-daerah, ia senantiasa menyempatkan diri blusukan, baik ke pasar-pasar atau ke tempat-tempat pengajian. ''Saya merasa enjoy berada di antara mereka,'' aku LE. Apalagi, sebutnya, semakin sering ia melakukan dialog langsung dengan berbagai lapisan masyarakat, semakin ia memiliki perbendaharaan yang banyak tentang persoalan daerah ini dan masyarakatnya. ( goriau.com/ktc )

Berita Lainnya

Index