Achmad Tuding Mambang Sengaja Ingin Kacaukan MTQ Riau di Rohul

Achmad Tuding Mambang Sengaja Ingin Kacaukan MTQ Riau di Rohul
fhoto riauterkini.com

PASIRPANGARAIAN- Merasa terus dihujat banyak kalangan terkait tidak ada tempat duduk dan menolak bersalaman dengan Wagubri H.R. Mambang Mit saat prosesi pembukaan MTQ Riau ke-32 di Pasirpangaraian, Bupati Rokan Hulu Drs.H. Achmad M.Si, lagi-lagi membela diri.

Jago Partai Demokrat di Pilgubri tersebut justru balik menuding Mambang Mit sengaja ingin mengacaukan MTQ Riau ke-32 di daerahnya. Achmad mengaku tidak mengetahui tujuan Wagubri yang tiba-tiba saja datang pada Pawai Ta'aruf MTQ Riau ke-32, padahal Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal sudah mendisposisikan Sekdaprov Riau Zaini Ismail untuk mewakilinya.

Pembelaan diri Achmad kedua, Sabtu (17/8/2013) disampaikannya kepada wartawan usai memimpin upacara HUT Kemerdekaan RI di halaman kantornya. Menurut calon Gubernur Riau ini, tidak tersedianya bangku bagi Mambang Mit, karena Wagubri tidak termasuk dalam daftar list tamu yang disusun Bagian Protokoler Pemrov Riau selaku pemilik acara.

Achmad menegaskan, pihaknya sama sekali tidak berhak mengundang pejabat lain, karena MTQ Riau merupakan kegiatan provinsi dan sudah diatur sepenuhnya oleh Bagian Protokoler Pemprov Riau.

"Panitia daerah sifatnya hanya menyiapkan tamu kehormatan sesuai daftar list tamu yang hadir. Dan dalam daftar list, nama Pak Mambang tidak ada," kata Bupati Rohul.

Atas tindakan Wagubri yang datang tanpa diundang, dan diduga membawa sejumlah wartawan dari Pekanbaru, Achmad menduga hal tersebut memang sudah direncanakan untuk merusak helatan spektakuler MTQ Riau tahun ini di daerahnya.

Saat bersalaman dengannya, Wagubri kata Achmad, tidak benar-benar ingin bersalaman dengannya. Tangannya seperti tertahan setinggi perutnya, bukan dijulurkan kepada dirinya. Karena teringat insiden 28 Mei 2013 lalu di Kantor DPD Partai Demokrat di Pekanbaru (sebelumnya kantor KPU Riau.red), lantas Achmad menangkupkan tangannya seraya mempersilahkan Wagubri duduk di kursi kosong tanpa menyambut tangan Mambang.

"Saya tidak mau pengalaman buruk itu terulang sehingga saya tidak menjabat tangannya, apalagi saat pawai ta'aruf banyak pejabat disana termasuk tamu dari Kemenag RI (Abdul Jamal) dan Ketua DPR RI (Marzuki Ali)," ujar Achmad.

Pengalaman di kantor DPD PD, ungkap Achmad, saat itu dia memberitahukan jika DPP PD sudah mendukungnya untuk maju sebagai Gubernur Riau. Namun jabatan tangannya ditolak Wagubri seraya mengucapkan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan seorang pejabat.

"Bahkan saya didorong oleh Pak Mambang dan nyaris terjatuh jika tidak ditangkap ajudan saya. Sebenarnya saya yang dizalimi. Apalagi status saya sebagai bawahannya. Coba Anda fikir, apa ada bawahan yang menzalimi atasan?," tanya Achmad.

Saat insiden di kantor DPD PD di Pekanbaru, tambah Achmad, beberapa wartawan melihat insiden tersebut. Bahkan beberapa wartawan mengejarnya untuk wawancara. "Tapi itu saya tolak. Saya tidak mau masalah itu panjang. Anehnya, saat insiden kemarin, justru saya yang terus dipojokan," tandas Achmad.( riauterkini.com )

Berita Lainnya

Index