Datuk Bisai : Dalam Politik Tak Ada Kawan dan Lawan Abadi, Hanya Kepentingan Yang Abadi

Datuk Bisai : Dalam Politik Tak Ada Kawan dan Lawan Abadi, Hanya Kepentingan Yang Abadi
Datuk Bisai : Edyanus Herman Halim. ( ktc )

TELUK KUANTAN - Sempena halal bi halal masyarakat Kenegerian Teluk Kuantan di kawasan rumah godang Karak Desa Pularu Aro, Sabtu ( 10/8 ) siang, Datuk Bisai Orang Godang IV Koto Ditengah, Edyanus Herman Halim, M.Sc juga mengingatkan anak, cucu dan kemenakan di kenegerian ini untuk tidak mudah terpecah belah dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan.

" Jika terpecah belah maka orang lain akan mudah Menangguak Awak,"ujarnya.

Pasalnya menurut Datuk Bisa, dalam waktu dekat akan ada helat politik, baik Pemilihan Gubernur Riau dan Wakil Gubernur Riau maupun Pemilihan Umum Legislatif dan Pilpres. Diingatkannya juga, dalam politik tidak dikenal kawan abadi ataupun lawan abadi.

Kondisi ini ujarnya tak heran dalam praktek politik di Indonesia. Mak tak heran masyarakat melihat orang-orang berpindah Parpol dengan muda. Menurutnya, dalam berpolitik juga harus mengutamakan akal dan pikiran, bukan sekedar hati dan perasaan, hal tersebut karena dalam politik tidak dikenal adanya kawan abadi atau lawan abadi.

" Yang ada hanya kepentingan abadi. Dulu bekawan sekarang bisa belawan,"ujarnya lagi.

Karena itu dirinya menghimbau anak, cucu dan kemenakan Kenegerian Teluk Kuantan jangan sampai terpecah belah karena kepentingan politik sesaat. " Jangan jadikan politik sebagai bencana. Namanya pesta demokrasi, tentu saja masyarakat harus senang dalam situasi ini,"ujar Datuk Bisai.

Namun demikian dalam kesempatan itu, Datuk Bisa memberi sedikit tunjuk ajar bagi anak, cucu dan kemenakan dalam menghadapi agenda politik terutama dalam memilih pemimpin. Pertama bertakwa kepada Allah SWT, kedua bertakwa kepada Nabi Muhammad, ketiga orang yang berpendirian menurut UU, petuah dan amanah. Keempat orang yang tahu menimbang, orang yang ramah sama orang kecil sekalipun. Kelima, anggukannya sama didepan dan dibelakang, keenam pantang berjanji tak menepati.

" ketujuh kok godang jan manyaok, kok barakal jan manjual, kok kayo jan maniayo dan kok tinggi jan maimpok,"ujarnya.

Yang terakhir ujarnya, orang yang rela takobek membela yang benar.( isa )

Berita Lainnya

Index