Kok Selalu, Jelang Pacu Jalur Harga Karet Anjlok

Kok Selalu, Jelang Pacu Jalur Harga Karet  Anjlok
Ilustrasi. ( ktc )

TELUK KUANTAN - Seolah sudah menjadi tradisi menahun, menjelang pacu jalur harga karet turun. Karena momen tersebut terus terjadi setiap tahun,  banyak warga masyarakat yang menganggap, anjloknya harga karet akibat pedagang menekan harga, sebab mereka diminta sumbangan.

" Sekarang harga getah paling tinggi Rp 9 ribu per kilogram, tetapi rata-rata Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu per kilogram,"ujar Ipur  warga Pulau Aro, Minggu ( 9/6 ) siang.
Hal yang sama diakui Sandi warga desa Seberang Taluk Kuantan. Menurutnya entah mengapa, penurunan harga karet selalu terjadi menjelang pacu jalur. Entah ada kaitannya atau tidak, menurutnya yang pasti selalu terjadi hal demikian sehingga menimbulkan praduga macam-macam ditengah-tengah masyarakat.
Sekretaris Dinas Perkebunan Kuansing, Miswadi, SP, M.Si yang dikonfirmasi wartawan, Jumat ( 8/6 ) lalu tidak terlalu yakin pacu jalur penyebab anjloknya harga karet. Walaupun diakuinya, setiap bulan agustus yang merupakan masa pelaksanaan pacu jalur senantiasa terjadi penurunan harga karet ditingkat petani.
" Dalam pandangan masyarakat harga jatuh akibat pengaruh pacu jalur, mungkin karena pedagang dibenani, dan pedagang membebani pula pada petani, namun tidak selalu demikian,"ujarnya.
Buktinya petani yang tergabung dalam kelompok usaha bersama ( KUB ) di Kopah, ujarnya, mereka tetap mendapatkan harga yang tinggi walaupun pada saat musim pacu jalur.
" Kalau harga diluar KUB rata-rata Rp 10 Ribu mereka bisa Rp 15 ribu perkilgram. Kalau harga di luar KUB Rp 12 ribu mereka bisa Rp 19 Ribu hingga Rp 20 Ribu perkilogram,"ujarnya.
Tingginya harga jual karet petani yang tergabung dalam KUB tersebut, karena mereka telah menghasilkan karet sesuai Bokar ( bahan olahan karet ) bersih yang sesuai standar Kementrian Pertanian. 
" Dalam standar Kementrian Pertanian kan diatur jumlah bahan kayu dan air yang ada dalam Bokar ( getah ) petani, karena memenuhi syarat mereka harganya stabil,"ujar Miswadi.
Bahkan pembeli karet petani yang tergabung dalam KUB tersebut berasal dari Sumatera Utara hingga Jambi. Karena para pedagang tidak lagi ragu dengan kualitas karet mereka. Karena itu harga karet mereka dapat bersaing dalam kondisi apapun. ( isa  )

Berita Lainnya

Index