PEKANBARU - Tidak adanya anggaran yang cair di Bawaslu Riau, tidak menyurutkan langkah anggota untuk terus ikut andil dalam rangkaian pesta demokrasi di Provinsi Riau. Meskipun konsekwensinya merogoh uang saku sendiri.


Jelang pelaksanaan Pilgubri, tampak jelas perbedaan tugas antara KPU Riau dengan Bawaslu Riau. Kedua lembaga penyelenggara Pemilu ini terus berjibaku dengan tugas masing-masing. Namun, KPU sangat beruntung dengan anggaran besar langsung cair. Sedangkan Bawaslu, sudahlah anggaran kecil belum cair pula. Inilah beban Bawaslu, sejak dilantik tahun 2012 lalu.


Perbedaan mencolok kembali terlihat saat agenda verifikasi dan klarifikasi partai politik pendukung pasangan bakal calon gubernur-wakil Gubernur Riau. Sudahlah Bawaslu ditinggal KPU, berangkatkan dengan anggaran pribadi. Akibat menghemat uang saku, hanya dua orang anggota Bawaslu yang dapat berangkat ke Jakarta dalam rangka pengawasan agenda klarifikasi dan verifikasi partai politik itu. Itu berangkat dengan penerbangan umum dan tiket harga paling rendah.


"Biarlah KPU berangkat naik Garuda, kami tak masalah naik lain air saja," ujar divisi organisasi dan SDM Bawaslu Riau, Rusidi Rusdan, Senin (3/6/2013) jelang menuju Bandara SSK II.


Diulanginya, karena kurang dana sehingga hanya dua orang pimpinan saja yang ikut mengawasi klarifikasi itu.


"Maklum, sampai saat ini Bawaslu masih menjadikan dana pribadi untuk operasional," katanya.


"Namun, tidak ada kata menyerah, meski tetap dengan anggaran yang terbatas. Maka kami pilih saja pesawat yang murah," sambungnya dengan nada iba.


Sementara tujuan pengawasan ini, untuk memastikan tentang pengurus partai politik yang sah. Serta rekomendasi mereka ke calon gubernur yang mana sebenarnya.( grc/ktc )