PEKANBARU - Anggaran tak kunjung cair, anggota Bawaslu terpaksa harus merogoh kocek sendiri. Tak sedikit uang dari kantong pribadi terpakai untuk pengawasan sejak Februari 2013 lalu.


Tidak mau ketinggalan dalam pengawasan proses pemilu kada Riau 2013, Bawaslu Riau juga memutuskan ikut ke Jakarta menemui DPP partai yang memberikan dukungan ganda kepada bakal calon gubernur-wakil gubernur Riau yang mendaftar ke KPU sejak tanggal 23-29 Mei kemarin. Pasalnya, ada beberapa parpol yang memberikan dukungan kepada tiga bakal calon. Hal ini menimbulkan kecurigaan publik dengan intrik-intrik politik dalam tahapan pemilihan Gubernur Riau.


Bawaslu Riau merencanakan berangkat ke Jakarta tanggal 3-5 Juni mendatang. Mereka kembali harus memakai dana pribadi.


"Ini namanya Pengawasan melekat (panwaskat). kita mendampinginya dalam rangka verifikasi dan klarifikasi parpol yang sah untuk mengusung pasangan calon. Meskipun melekat, tapi anggaran sendiri-sendiri,"ujarnya divisi organisasi dan SDM Bawaslu Riau Rusidi Rusdan Kamis (30/5/2013) kepada goriau.com.


Menurut Rusdi, dualisme parpol karena dua DPP KPU akan mengklarifikasi ke kemenhum dan HAM. Kalau dualisme partai di tingkat provinsi dan satu DPP, langsung di klarifikasi ke DPP yang bersangkutan.


"Dalam hal ini Bawaslu tak boleh ketinggalan. Sebab, ini sebagai komitmen kita untuk terjadinya atau terselenggaranya pemilu yang taat aturan. Meski dengan merogoh kocek sendiri," sebutnya.


Tidak hanya itu, sejak Februari Bawaslu Riau tetap menjalankan kewajibannya. Sejumlah kegiatan yang memerlukan biaya seperti turun ke daerah-daerah dalam rangka pembinaan kepada Panwaslu kabupaten/kota tidak pernah ditinggalkan. Rata-rata 12 kabupaten Kota se Riau sudah dikunjungi.


"Namun kemarin bendahara kami sudah ditelfon pihak Pemprov Riau. Kami belum tahu siapa yang menelepon dan perihal apa. Mudah-mudahan ada solusi yang mereka tawarkan," tutupnya.( grc/ktc )