Asyik, UGM Perluas Kesempatan Mahasiswa dari Daerah Tertinggal

Asyik, UGM Perluas Kesempatan Mahasiswa dari Daerah Tertinggal
fhoto okezone.com. ( ktc )

JAKARTA - Pendidikan ialah hak segala bangsa. Maka sudah seharusnya kesempatan untuk memperoleh pendidikan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia, termasuk mereka yang berada di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) sama besarnya dengan para pelajar yang ada di kota besar.

Untuk itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) pun berupaya memperbesar alokasi penerimaan mahasiswa untuk daerah 3T. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM Iwan Dwiprahasto menyebut, kebijakan afirmatif itu didorong untuk memberikan kesempatan bagi calon mahasiswa dari daerah agar setelah lulus bisa memperkuat pemerintah daerah.

"Kebijakan afirmatif dibutuhkan, karena kita pahami ada keragaman pendidikan di daerah. Akses kuliah di perguruan tinggi harus kita buka agar mereka yang dari daerah bisa tingkatkan kualitas pendidikan," ujar Iwan, seperti dinukil dari laman UGM, Jumat (10/5/2013).

Iwan mengungkapkan, saat ini jumlah mahasiswa program pascasarjana UGM yang berasal kawasan Indonesia Timur sudah cukup banyak. Namun, dia mengaku untuk jenjang S-1 jumlah tersebut masih terbilang minim.

"S-1 dan vokasi memang masih lebih sedikit. UGM ke depan terus berupaya memperbesar porsi. Kami sudah lama sebenarnya buka akses ini, termasuk upaya pendampingan calon mahasiswa terbaik yang potensial, agar tidak gagal di tengah jalan dalam belajar," jelasnya.

Rektor UGM Pratikno menambahkan, ada pekerjaan berat dalam bidang pendidikan untuk peningkatan akses pendidikan khususnya di pendidikan tinggi. Akses mahasiswa dari keluarga miskin, daerah 3T harus bisa dibuka lebih luas agar terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia.

"Melalui program peningkatan akses berkualitas dan akses pendidikan yang berkeadilan, pendidikan bisa mengatasi kemiskinan, ketidaktahuan, dan keterbelakangan peradaban," papar Pratikno.

Apalagi, ungkapnya, berdasar laporan terbaru UNDP ada kemajuan penting dalam pembangunan di dunia selatan, yang cukup mengagumkan. Ekonomi dunia yang dalam 150-an tahun terakhir dikuasai oleh industri besar dunia seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Jerman, Perancis, Kanada, dan Italia, kini mulai beralih ke selatan.

"Ekonomi negara-negara utara tersaingi kekuatan di selatan, seperti Cina, Brasil, dan India. Indonesia menyusul di lapis kedua bersama Mexico, Afrika Selatan, dan Turki. Pendidikan tinggi, seperti UGM tentu harus bisa menghasilkan sumber daya manusia terdidik," imbuhnya. ( ozc/ktc )

Berita Lainnya

Index