Asyik! Ada 'Obat Vampir' Baru untuk Atasi Kebotakan

Asyik! Ada 'Obat Vampir' Baru untuk Atasi Kebotakan
Foto: thinkstock. ( dtc/ktc )

JAKARTA - Rambut rontok dan kepala botak membuat sebagian pria merasa malu dan tertekan. Tak jarang pria rela melakukan apa saja untuk membuat rambut ke kepalanya tumbuh lagi. Kini ada kabar gembira, studi terbaru menemukan 'obat vampir' untuk mengatasi kebotakan.

Para ilmuwan telah mampu menumbuhkan kembali rambut di patch botak dengan menyuntikkan kepalanya dengan darah mereka sendiri. Menurut peneliti, pengobatan 'vampir' ini merangsang sel-sel induk baru di bawah kulit yang dapat membantu pertumbuhan kembali.

Suntikan platelet-rich plasma (PRP atau plasma kaya trombosit) yang telah diekstraksi dari darah, sebelumnya juga sudah digunakan untuk memerangi penuaan pada wajah dan tangan, seperti dilaporkan Sunday Telegraph, dilansir Daily Mail, Senin (6/5/2013).

Dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan di International Hair Research Foundation, University of Brescia di Italia dan Hebrew University Medical Centre di Israel, menggunakan 45 penderita alopecia areata, yang mempengaruhi dua persen dari populasi.

Para pasien mendapatkan suntikan pada satu setengah dari kepalanya. Beberapa diberi PRP, beberapa krim steroid tradisional, sementara yang lain menerima plasebo. Tiga perlakuan diberikan setiap bulan. Pertumbuhan rambut diperiksa dengan mengukur daerah di mana rambut baru tumbuh di kulit kepala botak.

Hasil penelitian menunjukkan suntikan plasma darah menyebabkan pertumbuhan rambut yang signifikan dalam patch botak, dibandingkan dengan plasebo dan pengobatan steroid.

Menyusul publikasi penelitian dalam British Journal of Dermatology, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan pengobatan krim, sehingga jarum tidak perlu lagi digunakan.

"Pengobatan baru juga dapat membantu mereka yang menderita masalah rambut yang lebih umum seperti pola kebotakan pada laki-laki. Kami pikir itu dapat membantu untuk menumbuhkan kembali rambut pada orang-orang dengan androgenic alopecia. Kami percaya itu adalah pengobatan terbaik yang tersedia, selain operasi," tutur Dr Fabio Rinaldi, salah satu peneliti.( st/dtc/ktc )

Berita Lainnya

Index