Bupati : Masak Pekerja PETI Bilang Sama Saya, Ada Razia Ya Pak

 Bupati : Masak Pekerja PETI Bilang Sama Saya, Ada Razia Ya Pak
Bupati saat razia PETI di Sungai Sirih Desa Muaro Sentajo. (

TELUK KUANTAN – Saat sosialisasi penertiban emas tanpa izin ( PETI ) di Balai Adat Teluk Kuantan, Jumat ( 19/4 ) kemaren, Bupati H Sukarmis menceritakan cerita yang mengundang gelak tawa saat Ia mendatangi lokasi PETI di Sungai Sirih Desa Muaro Sentajo Kecamatan Sentajo Raya, Rabu ( 17/4 ) lalu.

            Dihadapan Kapolres, Kepala Kejaksaan Negeri Teluk Kuantan, Perwira Penghubung Kodim Inhu, Wakil Ketua DPRD, Camat, Kades dan pemuka masyarakat dari seluruh Kuansing, Sukarmis bercerita saat memburu para pelaku PETI yang ada di lokasi.

            Mengetahui dirinya datang sebagian pekerja sudah lari lebih dahuluan masuk ke hutan yang ada disekitarnya dan ada yang di lokasi. “ Dari situ Saya tahu dan baru sadar bawah lari mereka sangat laju, pantasan Pak Polisi sering kalah dalam mengejar mereka, sebab larinya laju dan enteng berlari diantara semak dan air lalu hilang disemak-semak, bahkan kaki saya hampir patah mengejar mereka”ujarnya seolah membayangkan sulitnya menangkap secara langsung pekerja dilapangan oleh aparat penegak.

            Dari peristiwa saati itu dirinya tahu bahwa sebagian pekerja merupakan orang luar Kuansing dan banyak yang tidak kenal dirinya. “ Masak ada pekerja itu yang bilang sama Saya saat itu, ada razia ya Pak,”ujar Sukarmis menirukan pekerja yang bertanya itu.

            Lalu dirinya mengatakan dirinya lah paling bertanggung jawab menertibkan PETI di daerah ini, dan para pekerja PETI pun terhenyak. Sesaat kemudian dirinya menelpon Wakapolres dan Kaposek Kuantan Tengah, sesaat kemudian Polisi datang ke TKP.

            “ Saya sampai menjinjiang terompah ( mengangkat sandal )  dan  menyingkek celana ( menggulung celana ) saat mengejar mereka, tapi Alhamdulillah 30 mesin PETI disita aparat,”ujarnya.

            Aktifitas PETI ujarnya memang sudah meluas  dan mereka seolah tidak kehabisan dana. Bayangkan ujarnya, kebun seperempat hektar miliknya sanggup ditawar 180 Juta. Kebun abangnya seluas 2 hektare juga mau dibeli mereka seharga 280 Juta.

            ‘ Tapi apa gunanya, kalau kemudian lahan yang tadinya subur menjadi padang pasir, Saya bilang sama abang Saya dan warga Sentajo jangan pernah jual lahan kepada pelaku PETI, kalau jual berarti mendukung rusaknya lingkungan dan melestarikan PETI,”pungkasnya.

Seperti diberitakan, hari Rabu lalu setelah pulang kantor, Sukarmis dengan mengendarai sepeda motor mendatang Sungai Sirih yang marak kegiatan PETI. Upaya mendatangi TKP karena geram dengan aktifitas PETI yang semakin marak dan sebagai pendorong bagi penegak hukum untuk menindaknya.

Ia juga meminta pada Kapolres agar penertiban PETI untuk pertama kali dilaksanakan di Sentajo Raya. " Karena Sentajo Raya aktifitas PETI juga sangat marak,"ujarnya. (  isa )

Berita Lainnya

Index