Tak Kenal Pacu Jalur, Legislator Kuansing Sempat Bersitegang dengan Pejabat Kemenpar

Tak Kenal Pacu Jalur, Legislator Kuansing Sempat Bersitegang dengan Pejabat Kemenpar
Komisi B di kantor Kemenpar

TELUK KUANTAN – Upaya memperkenalkan pacu jalur ketingkat nasional dan internasional terus dilakukan secara terus menerus berbagai kalangan didaerah ini.

Bahkan Legislator dari Komisi B DPRD Kuantan Singingi ( Kuansing), Riau sempat bersitegang dan debat dengan pejabat kementrian Pariwisata ( Kemenpar l RI.

Pemicunya mereka merasa pacu jalur yang dianggap telah mendunia oleh warga Kuansing dan susah payah dipublikasikan berbagai elemen didaeah ini, ternyata tidak terlalu dikenal termasuk di Jakarta waktu itu.

Padahal salah satu maksud kedatangan mereka ke Kemenpar waktu itu meminta dukungan bagi kemajuan tradisi pacu jalur dan objek wisata lainnya terutama alokasi anggaran untuk fisik dan promosi.

“ Ternyata mereka tidak tahu pacu jalur, bahkan seorang pejabat yang menerima rombongan dewan sempat browser di google terlebih dahulu mencari informasi tentang pacu jalur, katanya telah mendunia,”ujar Jefri Antoni salah seorang anggota DPRD Kuansing, Senin ( 5/8/2019 ).

“ Bahkan mereka mempertanyakan mana ramai penonton pacu jalur daripada Karapan Sapi di Madura. Hal ini menimbulkan perdebatan dan ketegangan,”lanjutnya.

“ Bagaimana Kemenpar akan mengembangkan tradisi kebanggaan Kita ini, kalau mereka kurang tahu, itu pengalaman Kami berjumpa dnegan mereka waktu itu,”sambungnya.

Sontak hal ini membuat pertemuan sempat tegang dengan adu argumentasi. Melihat situasi pertemuan yang seperti ini menurut Jefri dirinya sempat mengajak Andi Nurbai untuk keluar ruangan pertemuan terlebih dahulu agar pertemuan berjalan dengan baik.

Namun pointnya kata Jefri, ini menjadi bahan koreksi semua elemen di Kuansing. Sebab dengan kondisi ini, ternyata pacu jalur secara nasional belum dikenal terlalu luas. Perlu upaya lebih keras dan terencana.

“ Strategi menyampaikan informasi tentang pacu jalur perlu dicari cara yang lebih pas, baik menggunakan media massa, media sosial dan periklanan. Strategi mengemas publikasi pacu jalur harus diubah. Anggap ini tantangan dan jangan pernah lelah mempromosikan tradisi ini,”ujarnya.

Karena jika public nasional tidak terlalu kenal, menurutnya akan sulit mengundang kedatangan turis asing.

“ Padahal seharusnya pemerintah pusat turut andil membantu masyarakat Kuansing yang telah menjaga tradisi ini lebih dari seratus tahun karena merupakan asset bangsa,”pungkasnya.

Sementara Andi Nurbai, mengakui sempat terjadi perdebatan alot itu. Itu pengalaman waktu bertemu Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Wisata 2018 lalu.

Hal ini karena Komisi B tidak ingin Kuansing dianak tirikan dalam pengembangan pariwisata. Karna Kuansing punya potensi itu termssuk pacu jalur dan objek wisata lain seperti wisata alam.

Kuansing katanya juga butuh perhatian pusat dalam mengembangkan pariwisata terutama anggaran dan sarana promosi.

" Mudah-mudahan kedepan perhatian pusat lebih baik terhadap sektor pariwisata Kuansing baik terhadap pacu jalur maupun objek wisata alam Kuansing yang sangat potensial memggerakkan ekonomi kerakyatan setelah berbagai upaya yang dilakukan Pemda dan DPRD atau elemen bidang pariwisata lainnya, selama ini"ujarnya.

" Apalagi setelah Komisi B, Bupati dan Wabup serta jajaran Pemkab Kuansing telah beberapa kali mendatangi Kemenpar untuk mempromosikan pacu jalur dan objek wisata lainnya sehingga mereka semakin kenal tradisi Kita ini. Kita harapkan pusat semakin memperhatikan sektor pariwisata Kuansing. Jangan anak tirikan Kuansing,"pungkasnya ( idi )

Berita Lainnya

Index