Turis Belanda Kunjungi Kuansing Disusul dari Amerika Serikat

Turis Belanda Kunjungi Kuansing Disusul dari Amerika Serikat
Turis Belanda didesa Logas

TELUK KUANTAN – Kabupaten Kuantan Singingi ( Kuansingg ) kedatangan turis mancanegara asal negeri Belanda. Dua kakak beradik asal negeri kincir angin tersebut datang guna meneleusuri jejak kakek mereka yang pernah berkerja ditambang emas didesa Logas.

Melihat potensi ini, dinas pariwisata dan kebudayaan bertekad membenahi objek wisata sejarah di Kuansing. Karena berpeluang menggaet wisatawan mancanegara ( Wisman ) yang lebih besar, baik situs-situ peninggalan Belanda dan Jepang serta yang lainnya.

Dua turis asal Belanda tersebut tiba di Kuansing, Kamis ( 11/3/2019 ) lalu. Mereka mengaku kakek mereka pernah bekerja di perusahaan Bengkalis Campanie yang mengoperasikan tambang emas didesa Logas, tahun 1938 yang lalu.

Keduanya masih memiliki fhoto-fhoto yang ditinggal sang kakek mengenai bangunan perusaaan tambang emas dan juga barak-barak dimana mereka tinggal selama bekerja di Logas 81 tahun yang lalu.

Bahkan peta lokasi tambang dan peta Riau saat itu juga mereka miliki. Dokumentasi itu mereka bawa saat menelusurui jejak sang kakek di Kuansing. Dengan peta tersebut dan denah lokasi tambang menggunakan GPS, mereka akhirnya dapat menemukan lokasi barak kakek mereka tinggal, yang ternyata sekarang sudah berada di areal perkebunan karet dan lokasi dompeng.

Mereka mengaku sudah lama berniat mengunjungi Logas. Bahkan di Belanda sana terdapat perkumpulan keluarga warga Belanda yang kakek dan orang tua mereka pernah bekerja ditambang emas Logas.

Setiap tahun mereka berkumpul bersilahturahmi dan berbagi informasi mengenai kondisi terbaru dimana kakek mereka pernah bekerja diluar negeri khusus di Logas.

Mereka ingin mengetahui dan melihat langsung dari dekat tempat kakek dan orang tua mereka yang pernah bekerja dirimba belantara pulau Sumatera 81 tahun yang silam.

Untuk membayangkan bagaimana perjalanan panjang dan rumit yang dilewati sang kakek dan orang tua dari Belanda hingga ke Logas.

Karena itu ketika mereka sampai di lokasi barak dimana kakek mereka pernah tinggal, mata kedua warga asal Belanda tersebut bahagia bercampur haru. Tidak menyanggka sampai juga dimana kakek mereka pernah tinggal 81 tahun yang lalu.

Tidak hanya mereka, perkumpulan mereka di Belanda juga ingin mengetahu kondisi terbaru lokasi dimana kakek dan orang tua mereka bekerja dimasa lalu.

Sebelum ke Kuansing, turis asal Belanda tersebut mengontak agen perjalanan wisata di Pekanbaru untuk dibawa kelokasi. Agen travel kemudian berkomunikasi dengan Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing , Indra Suandy yang akhirnya turut mendampingi kedua waga Belanda ke lokasi.

“ Turis asal Belanda itu Jacque Van Dijk dan adik perempuannya. Dengan GPS mereka menemukan barak dimana kakek mereka tinggal dulu. Sekarang sudah menjadi kebun, namun bekas pondasinya masih ada,”ujar Indra Suandy.

" Terduduk mereka saat sampai dilokasi bekas barak kakeknya dan menangis,"ujarnya.

Begitu juga sungai mes yang mereka tanyakan, juga masih ada. Menurut kedua turis itu, sungai mess tersebut terdapat dalam denah kakek mereka. Dan itu diakui oleh Kades Logas dan tetua kampung Logas yang hadir saat itu.

Menurut mereka dikawasan itu memang terdapat sungai mess yang namanya menurut cerita orang tua diberikan para pekerja asal Belanda dan luar neger lain yang pernah bekerja disana dimasa silam.

“ Mereka bahagia dan terharu serta menangis akhirnya sampai dilokasi dimana kakek mereka pernah bekerja diluar negeri. Lama sudah mereka mengimpikan untuk sampai kesini, mereka juga berniat membawa anggota perkumpulan lain kesini termasuk anak cucu mereka untuk menelesuri jejak sejarah keluarga,”ujarnya.

Usai dari Logas katanya, mereka diajak ke kota Teluk Kuantan dan diberikan cendera mata miniatur jalur dan dijamu di kodai topi sawah. Pacu jalur sudah ada sejak zaman Belanda dan diharapkan mereka turut mempromosikan di Belanda sana.

kMenurut kedua turis tersebut, kakek mereka sering ke Teluk Kuantan saat bekerja di Logas. Namun berdasarkan foto-foto yang dimiliki sang kakek, kota teluk Kuantan saat ini sudah jauh berubah.

“ Tidak seperti yang mereka bayangkan lagi, bayangan mereka tentu seperti foto-foto yang dimiliki sang kakek, termask lokasi tambang emas Logas,”ujarnya.

Indra juga menambahkan dalam waktu dekat turis Amerika Serikat juga berkeinginan me Kuansing.

Sisa peninggalan Belanda dan Jepang sebenarnya masih banyak tersisa di Kuansing, bahkan diantaranya masih digunakan masyarakat Kuansing. Mulai dari bekas rel-rel kereta api disekitar kecamatan Hulu Kuantan hingga bangunan tata air.

Peninggalan Belanda yang masih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat saat ini masing-masing turap penahan tebing depan Balai Diklat atau dekat bangunan tribun star arena pacu jalur tepian Narosa Teluk Kuantan yang dibangun sejak tahun 1930 an.

Begitu juga bangunan saluran pembuangan air yang membuat kota Teluk Kuantan relatif bebas dari banjir sampai kini. Belanda membuat tiga saluran air ke sungai Kuantan salah satu yang terbesar barada dibawah bekas terminal yang sekarang menjadi arena taman jalur Teluk Kuantan. Tiga saluran air tersebut masih kokoh hingga saat ini dan masih berfungsi dengan baik.

Akibat kokohnya bangunan yang dibuat Belanda baik turap dan sauran air, joke-joke ditengah masyaakat terhadap bangunan, buatlah seperti Belanda membangun. ( isa )

Berita Lainnya

Index