Terbaring Sakit Selama 6 Bulan, Nurul Terancam Lumpuh Akibat Terkendala Biaya Berobat

Terbaring Sakit Selama 6 Bulan, Nurul Terancam Lumpuh Akibat Terkendala Biaya Berobat
Nurul Aini yang terbaring lemah membutuhkan donasi para dermawan

LUBUK JAMBI -  Hampir setengah tahun belakangan kondisi kesehatan Nurul Aini yang akrab disapa Lulu (14) semakin memburuk. Bahkan, putri bungsu dari tujuh bersaudara anak dari  Sarlis dan Nurita yang bermukim di Desa Bukit Pedusunan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuansing, Riau ini terancam lumpuh.

Kisah trenyuh yang dialami Lulu tersebut  dituturkan orang tua Lulu, Nurita kepada wartawan , Senin (25/6/2018) di rumahnya yang sederhana.

Menurut Nurita, awalnya anak kesayangannya ini pernah jatuh di sekolah. Sejak itu, kondisi Lulu sering tidak stabil. 

"Kami heran dengan penyakit yang dialami Lulu. Sepertinya dirasuki mahluk halus. Apalagi Lulu pernah bercerita bahwa sebelum jatuh, serasa didorong orang dari belakang. Kami sudah mencoba berobat kemana-mana, tapi belum ada hasil," keluh Nurita.

Sebelum ini lanjut Nurita, pihak keluarga sudah melakukan berbagai upaya untuk kesembuhan anaknya mulai dari berobat ke Puskesmas, klinik hingga ke salah satu rumah sakit di Pekanbaru.

Akan tetapi pihak rumah sakit tidak menemukan jenis penyakit yang dialami Lulu. Yang sedihnya jika kondisi ini dibiarkan dalam waktu yang lama, pihak keluarga khawatir Lulu akan mengalami lumpuh.

   "Awalnya kami ke klinik, kata dokter, berkemungkinan saraf. Karena tidak ada alat, kami disuruh ke Pekanbaru. Namun setelah diperiksa pada ahli saraf, dokter tidak menemukan ada kerusakan di bagain saraf. Kami dianjurkan untuk scan seluruh tubuh, namun harus menunggu. Karena tidak ada biaya, maka kami bawa lagi ke kampung," ujar Nurita menambahkan.  

Menurutnya sejauh ini, pihak keluarga hanya mengandalkan bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) untuk membiayai hidup sehari-hari.

Pasalnya sejak Lulu terbaring sakit, Nurita tidak bisa lagi bekerja memotong karet seperti sebelumnya. Pihak keluarga selama ini mengandalkan bantuan dan uluran tangan dari keluarga dekat dan masyarakat sekitar.  

  "Iya, kami terkendala biaya. Kalau untuk berobat, masih bisa pakai BPJS. Namun untuk biaya transportasi dan biaya lainya kami tidak punya. Apalagi sejak suami saya pergi ke Kalimantan sepuluh tahun yang lalu. Otomatis, hasil memotong karet itulah untuk makan," kata Nurita.

 Sementara itu Camat Kuantan Mudik, Drs Jevrian Afriady MSi memgakui salah seorang warganyamengalami sakit tersebut. Menurutmya masyarakat sekitar sudah mulai memberikan bantuan. Baik secara pribadi maupun secara kelompok dan organisasi.  Bahkan pihak kecamatan juga akan berupaya memfasilitasi bantuan dari luar untuk kesembuhan Lulu tersebut.(  utr )

Berita Lainnya

Index