TELUK KUANTAN – Sehari setelah memegang tongkat komando, Kapolres Kuansing yang baru, AKBP Fibri Karpiananto, SH,S.Ik langsung mengumpulkan seluruh pejabat utama dan pewira diaula Sat Lantas Polres Kuansing, Selasa ( 26/9/2017 ).
Dalam kesempatan ini, Kapolres memanggil seluruh Kabag, Kasat, Kapolsek, Para Kasie, Kasubbag, perwira staf dan 140 orang personil gabungan Polres dan Polsek untuk mendengarkan Commander Wish atau kebijakan Kapolres baru sekaligus perkenalan dan tatap muka dengan personil Polres Kuansing dan jajaran Polsek. Saat itu Kapolres didampingi Wakapolres Kuansing, Kompol M. Idris.
Menurut Kasubag Humas Polres, AKP Lumban G Toruan, dalam kesempatan tersebut Kapolres memberikan 11 arahan dan penekanan kepada jajarannya, diantaranya meminta seluruh jajarannya bekerja dengan landasan ibadah. Selain itu personil Polres Kuansing diharapkan bijak menggunakan media sosial dan jangan menjadi penyebab berita hoax.
Menyikapi masalah PETI, kata Lumban, Kapolres mengharapkan jangan ada lagi personil Polres Kuansing yang membekingi aktifitas PETI dan meningkatkan pemberantasan PETI terhadap pemilik pemodal besar, tokoh masyarakat dan pejabat Pemda. Perlunya meningkatkan pelayanan publik dan memperhatikan sikap performent petugas pelaksanannya. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri dengan cara memberikan pelayanan prima di segala sektor.
Kapolres katanya, juga mengingatkan jajarannya arti pentingnya meningkatkan profesionalisme dalam penegakan hukum. Untuk itu diminta para Kapolsek dan Kasat agar menguasai manajemen penyidikan. Apabila ada kasus yang menjadi tunggakan berlarut-larut agar segera memberikan kepastian hukum.
“ Kapolres minta lakukan gelar perkara, apabila sesuai ketentuan tidak dapat dibuktikan segera di SP3 untuk kejelasan kasus tersebut,”ujar Lumban.
Kemudian ujar Lumban, Kapolres minta jajarannya meningkatkan stabilitas Kamtibmas dengan cara menjalin hubungan baik dengan pemerintah kuansing, masyarakat dan wartawan media.
Kapolres ujarnya juga memerintah dan mengoreksi para personil yang layak dan tidak layak secara administrasi dan psikologi dalam menggunakan dan memegang senjata api. ( rls )
