Cegah Radikalisme Beragama Tugas Bersama Semua Elemen

Cegah Radikalisme Beragama Tugas Bersama Semua Elemen
diskusi cegah radikalisme dalam beragama di aula Kemenag Kuansing. ( rls )

TELUK KUANTAN - Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kuansing dengan Yayasan Bertuah Islam Negeri Pekanbaru menggelar diskusi,"Cegah Berkembangnya Faham Radikal Dalam Beragama di Bumi Melayu" Rabu (21/6/2017 di aula Kemenag Kuansing.


Diskusi yang diikuti sekitar 100 orang tersebut dihadiri Ketua FKUB Kuansing H Bakhtiar Saleh SAg MH, Kepala Kemenag Kuansing Drs H Jisman MA, Kapolres Kuansing AKBP Dasuki Herlambang SIk dan Ketua MUI Kuansing Drs H Sarpeli MA.


Dalam diskusi yang dibuka Ketua FKUB Kuansing H Bakhtiar Saleh itu, Kapolres Kuansing AKBP Dasuki Herlambang SIK mengatakan radikalisme itu merupakan pemahaman yang salah dalam beragama. Karena tidak ada satupun agama yang mengajarkan radikalisme dan kekerasan.
"Tugas untuk mencegah radikalisme merupakan tugas bersama. Karena sikap ini cukup meresahkan akhir-akhir ini," kata Dasuki.


Sebenarnya katanya, Islam sama sekali tidak mengajarkan radikalisme dan kekerasan. Karena Islam datang sebagai rahmat untuk sekalian alam.


"Alhamdulillah di Indonesia proses toleransi berjalan baik, termasuk Kuansing. Mari kita jaga kondusifitas ini bersama-sama," katanya.


Sementara Kepala Kemenag Kuansing Drs H Jisman MA mengatakan radikalisme tak dapat dikaitkan dengan agama tertentu. Misalnya di Amerika, masjid-masjid diganggu, tentu hal itu tak dilakukan orang Islam.


"Kelompok ini ada di setiap agama. Tinggal bagaimana pergerakannya, lebih kecil atau besar," katanya.


Dibeberkan Jisman, radikalisme dan terorisme disebabkan banyak faktor. Di antaranya agama, politik, dan ekonomi. Meski kewajiban berjihat dalam Islam ada, namun relevansinya berbeda.


"Saat ini kita tidak pada zaman perang. Maka konsep jihadnya berbeda," katanya.
Bagaimana mencegahnya kata Jisman, dibutuhkan kehadiran negara untuk melakukan pencegahan. Mulai dari pemerintahan paling bawah hingga atas, termasuk pihak keamanan.


"Kehadiran negara sangat dibutuhkan dalam mencegah sikap radikalisme ini," ujarnya.
 

Hal senada dikatakan Ketua MUI Kuansing Drs H Sarpeli MA bahwa Islam tak mengajarkan sikap kekerasan dan radikalisme. Pasalnya Islam merupakan agama rahmatallil'alamin.
"Jadi yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini merupakan kesalahfahaman dalam menafsirkan kata jihad," katanya.( mad/rls)

Berita Lainnya

Index