Selama Pilkada Hindari Kampanye Negatif dan Utamakan Sikap Negarawan

Selama Pilkada Hindari Kampanye Negatif  dan Utamakan Sikap Negarawan
Ir Mardianto Manan, MT ( kiri ). ( ktc )

TELUK KUANTAN - Salah satu tokoh masyarakat Kuansing, Ir Mardianto Manan mengaku prihatin dengan perkembangan situasi politik dimana kampanye negatif  dan upaya mengabaikan norma dan etika dalam perjuangan politik semakin ditinggalkan, dan jika tidak dihentikan dapat memicu perpecahan dimasyarakat Kuansing.

" Ingat ya yang harus Kita sadari jika kampanye negatif Kita beri ruang terus maka yang korban masyarakat, sementara elite dan tokoh  pasca Pilkada bisa berkerjasama lagi atau tidak lagi di Kuansing, sementara masyarakat yang sudah terhasut isu, fitnah, kampanye negatif tetap di Kuansing dan  karena pengalaman dan pengetahuan mereka yang minim soal politik praktis, bisa terus bersinggungan dan terpecah belah dalam waktu yang lama, ini susah mengembalikannnya, maka dulu sempat jika ada kubu lain ada acara kubu lain tidak datang dan sampai ke acara doa, meninggal dunia, dan ini jangan terulang lagi, sedih Kita lihat masyarakat seperti itu, padahal mereka tidak tahu apa dan hanya terhasut permainan politik yang tidak sehat, concern kita ke masyarakat yang bersatu baik sebelum dan sesudah Pilkada, jangan tambah beban mereka,"ujar Mardianto Manan, Minggu ( 6/7/2015 ).

Sebenarnya ujar Mardianto Manan, sebagai masyarakat yang terkenal sebagai gudang SDM di Riau malu jika kampanye negatif hidup dan mendapat tempat. " Harusnya masyarakat Kuansing memiliki rasionalitas, melihat program para calon serta membangun komitmen dengan calon sebagai indikator untuk mengevaluasi kepemimpinan Bupati terpilih lima tahun yang akan datang, itu mungkin terdengar klise, tetapi kalau Kita terus mengabaikannya dan tidak memulainya maka Kita semakin jauh dari demokrasi yang matang,"ujarnya.

Misalnya ada calon Bupati mengajukan program pengurangan pengangguran. " Kalau pemilih cerdas bisa pertanyakan dengan cara apa calon melakukannya, masuk akal atau tidak, berapa seorang Bupati dapat menciptakan peluang kerja setiap tahun, jadi tidak belum kucing dalam karung,"ujarnya.

" Selama ini Kita mengabaikannya, Kita lebih suka dan cenderung mendengar dan menambah-nambah informasi buruk dan jelek pribadi dari orang lain yang tidak Kita dukung bahkan menambah dan meneruskan  tanpa alasan jelas dan tak ada faedahnya termasuk bagi diri sendiri bahkan merugikan, ironis tudingan dan fitnah  itu belum tentu benar dan sesuai fakta, bukannya meneruskan prestasi, pengalaman dan keberhasilan sang calon secara rill dibidang tugas dan pengabdian sebelumnya,"ujarnya.

" Untuk itu Kita minta warga jangan memberi ruang bagi berkembangnya kampanye negatif, kuncinya di warga, kalau cerdas apapun kampanye negatif tidak akan mempan. Ini demi Kuansing yang bersatu, aman, damai dan lebih baik dimasa datang,"ujarnya.

Bupati Diminta Jangan Terpancing

Mardianto Manan juga meminta Bupati Kuansing H Sukarmis tidak terpancing mengeluarkan statemen yang kontra produktif , karena dapat menghancurkan prestasi yang telah dibangun 10 tahun belakangan, seperti pernyataan kegiatan safari ramadhan di Sungai Bawang.

" Kita minta Pak Bupati tenang dan bersikap negarawan apalagi beliau akan mengakhiri pengabdian selama dua puluh tahun, sepuluh tahun di dewan dan sepuluh tahun di eksekutif, jadi tokoh bagi semuanya lah,"ujarnya.

Menurut Mardianto Manan, jika ingin jujur, Sukarmis tokoh pluralis di Kuansing yang telah diuji sebagai pemimpin." Di tubuh birokrasi, jabatan eselon II diduduki berbagai latar belakang etnis, ada Melayu, Jawa, Minang dan Batak, bahkan ada yang non muslim, Ia hadir diperayaan hari besar agama apapun dan peresmian rumah ibadah agama manapun seperti terakhir Vihara, ini bukti dilihat dari sisi pluralis Sukarmis tidak bermasalah,"ujarnya.

Bahkan di partai ujarnya, Sukarmis juga mendorong orang-orang etnis Jawa masuk ke DPRD, setidaknya periode lalu ada Mukhlisin dan sekarang Hartoyo. " Dia berhasil meramu kebhinekaan dan keberagaman dipemerintahan dan partai,"ujarnya.

Bahkan perhatian Sukarmis terhadap kawasan eks trans, sangat besar dan kadang menimbulkan kecemburuan dari masyarakat yang tinggal dipinggiran sungai Kuantan. " Kawasan eks trans dari sisi ekonomi dan insfrastruktur lebih baik dari warga dan desa-desa yang ada di sungai Kuantan,"ujarnya.

Karena itu Mardianto Manan meminta Sukarmis agar tidak terpancing dengan upaya adu domba dan agitasi antara dirinya dengan masyarakat. " Mana tahu kan, apalagi jelang Pilkada, semua bergerak dan berusaha mendekat dan mengajak masyarakat , Jangan sampai panas setahun hilang oleh hujan sehari, jangan mudah terpancing, ada masalah harus dicerna dengan baik sebelum dicounter agar tidak timbul mirpersepsi balik yang kontra produktif,"ujarnya.

Ia tidak setuju pendapat yang berkembang bahwa Bupati harus instropeksi, menurutnya tidak harus Bupati saja, semua unsur harus instropeksi. "  Jadi semua harus selalu instropeksi diri, tak boleh satu pihak saja yang diminta yang lain tidak ya dak equal ( seimbang ) namanya, kemudian jangan diperbesar dan dicarikan sudut persamaan harus bijak dan arif "pungkasnya.  ( isa )

Berita Lainnya

Index