Petani Kuansing Jangan Abaikan Komoditas Komersial Pertanian dan Palawija

Petani Kuansing Jangan Abaikan Komoditas Komersial Pertanian dan Palawija
Tanaman Petai. ( ktc )

TELUK KUANTAN - Saat ini tanaman komersial pertanian seperti jengkol, petai dan nangka menjadi kian langkah, salah satunya akibat alih fungsi lahan menjadi areal perkebunan kelapa sawit dan karet yang drastis. Padahal konsumsi komoditas ini cukup besar.

" Kita himbau petani Kuansing jeli melihat peluang. Tanaman komersial seperti petai, jengkol dan nangka kedepan memiliki prospek yang cera,"ujar salah seorang pelaku ekonomi, Desta Harianto, S.Sos, Sabtu ( 8/6 ) pagi.

Hal tersebut tergambar kata Direktur Utama CV Karya Muda Pratama tersebut dari gejolak kelangkaan petai dan jengkol di daerah perkotaan. Padahall ujarnya, usaha ini tidak terlalu memerlukan lahan yang luas dan modal yang banyak dan bisa ditumpangsari dengan usaha peternakan.

" Kalau ada lahan setengah hektare, daripada membangun kebun karet atau kelapa sawit lebih baik menanam komoditi ini, disampingnya bangun pula usaha peternakan sapi dan kerbau atau kambing,"ujarnya.

Sebab dua usaha ini saling berdampingan selama ini. Kotoran yang dihasilkan dari ternak ujarnya dapat menjadi pupuk bagi tanaman petai, jengkol dan nangka. " Sebenarnya sekali dayung dua pulau terlampaui,"ujarnya.

Bahkan disela-sela tanaman komoditas komersial ini ujarnya, juga dapat ditanam sayur mayur, baik kangkung dan bayam. " Jadi kalau petani Kita jeli melihat prospek ini akan beruntung besar nantinya,"ujar alumni FISIP UNRI itu.

Apalagi ujarnya, selama ini belum ada pengelolaan komoditas tersebut secara terpadu, melainkan secara tardisional semata. Karena itu kedepan, produksi komoditas ini akan menurun, sementara permintaan tetap tinggi.

Begitu juga dengan tanaman palawija dan sayur-sayuran. Menurutnya kedepan akan mendapat tempat yang baik dalam posisi bisnis. Sebab orang semakin lama semakin banyak, dan tingkat konsumsi semakn besar. " Tanaman palawija dan sayur-sayuran juga akan memiliki proses cerah, kalau lihat di Sumbar dan Jawa, hampir tidak ada lahan yang tidak ditanami, karena mereka sadar ini kebutuhan pokok masyarakat. Pengeluaran terbesar rumah tangga kan soal makan ini, karena itu usaha ini akan tetap bertahan jika dikelola dengan profesional,"ujarnya. ( isa )

Berita Lainnya

Index