Lagi, 2 Anggota TNI Dianiaya di Yogya

Lagi, 2 Anggota TNI Dianiaya di Yogya
fhoto tempo.co

SLEMAN - Sebanyak empat orang warga asal Papua di Yogyakarta ditahan di Kepolisian resor Sleman, Senin (6/5). Mereka diduga menganiaya dua orang anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 403/Wirasada Pratista, Minggu (5/5).

Belum reda kasus penganiayaan yang menewaskan seorang tentara Sersan Kepala Heru Santoso di Hugo's Cafe lalu terjadi insiden berdarah di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sleman, kini warga Yogyakarta dihebohkan kembali dengan peristiwa penganiayaan yang melibatkan tentara. "Dua orang kami tangkap, dua orang menyerahkan diri," kata Ajun Komisaris Herus Muslimin, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Sleman, Senin (6/5).

Penganiayaan bermula saat dua tentara yaitu Prajurit Kepala Lermatan dan Prajurit Kepala Silvester berbelanja di mini market Full Time di Seturan, Depok, Sleman, Minggu 5 Mei 2013. Saat itu kasir bertengkar dengan sekelompok pemuda. Karena mereka tidak membayar sesuai dengan jumlah belanjaan. Lermatan dan Silvester kemudian menegor pemuda yang tak mau membayar penuh. Akhirnya, kelompok pemuda ini keluar dari toko.

Tetapi, tidak sampai 10 menit kelompok pemuda itu kembali masuk sambil membawa potongan kayu, batu dan senjata tajam. Lalu terjadi perkelahian. Dua tentara itu terluka lalu empat pelaku langsung meninggalkan lokasi.

Lermatan terluka akibat benda tajam, pipi kanannya memar akibat dilempar batu. Lalu tulang hidungnya luka diduga retak terkena batu. Silvester terluka lecet pada ibu jari. Mereka lalu dirawat di Rumah Sakit Soejono Magelang Jawa Tengah.

Polisi menangkap dua pelaku Bobi Soa (22) dan� Stenly Pekey (23) di Asrama Mahasiswa Puncak Jayawijaya Jalan Pringgondani RT 5 RW 16 Mancasan Kidul, Maguwoharjo, Depok, Sleman pada Senin (6/5) pagi. Dua pelaku lain Kristian Balla Tagihuma (25), dan Frans Adi (22) menyerahkan diri ke Polres Sleman pada siang harinya.

Mereka adalah mahasiswa di Yogyakarta dan satu orang baru tiinggal di Yogyakarta selama satu bulan karena akan kursus komputer. Mereka kini mendekam dii tahanan polisi Resor Sleman. "Banyak warga Indonesia timur yang datang ke Polres Sleman," kata dia.

Komando Resor Militer 072 Pamungkas dan Yonif 403 Yogyakarta menggelar pengarahan internal menyikapi peristiwa penganiayaan terhadap anggotanya. Kepala Penerangan resor Militer (Kapenrem) 072 Pamungkas Kapten Inf M Munasik mengatakan langkah itu dilakukan sebagai upaya antisipasi agar kasus penganiayaan itu tidak melebar.


Pengarahan dilakukan di Markas Yonif 403 Jalan Kaliurang bersama Komandan Resor Militer dan Komandan Bataliyon. Dia juga membenarkan, dua anggota tersebut mengalami luka akibat penganiayaan yang diduga dilakukan beberapa orang asal Papua.

Benny Dimara, salah satu tokoh dan sesepuh warga Papua di Yogyakarta berharap permasalahan ini bisa diselesaikan dengan kekeluargaan. Pasalnya tindakan anak-anak itu tidak direncanakan dan spontanitas dan ada kesalahpahaman. "Mereka masih muda jadi emosinya masih labil," kata dia.

Ia melakukan pendampingan terhadap empat warga Papua itu. Ia meminta agar kasus ini diselesaikan dengan damai, karena itu (serangan) hanya spontanitas saja dan mereka masih anak-anak. Ia juga menegaskan, anak Papua bukan preman, dan mereka datang ke Yogyakarta untuk belajar. ( tempo.co/ktc )

Berita Lainnya

Index