BBM Subsidi Harus Naik Paling Telat Juni, Ini Alasannya

BBM Subsidi Harus Naik Paling Telat Juni, Ini Alasannya
SPBU. ( dtc/ktc )

JAKARTA - Pemerintah diminta sesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi paling telat Juni. Jika ditunda lebih lama lagi, akan banyak perusahaan yang kesulitan menyusun rencana bisnisnya tahun ini.

"Maksimal Juni harga BBM subsidi sudah harus naik, karena jika lewat bulan itu maka akan berat bagi rakyat," kata Chief Economist Bank BNI, Ryan Kiryanto, ketika ditemui di acara diskusi "Implikasi kenaikan harga BBM subsidi terhadap prospek dunia usaha" di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (3/5/2013).

Pasalnya kata Ryan pada Juli sudah waktunya membayar uang sekolah, setelahnya memasuki bulan Ramadan di mana pada saat itu harga-harga akan naik tinggi.

"Kami minta pemerintah tidak hanya berwacana saja, tidak boleh ragu dan lebih cepat lebih baik," tegasnya.

Tidak hanya masyarakat saya yang terbebani dengan tidak pastinya kenaikan harga BBM subsidi, kalangan perbankan juga kebingungan.

"Kita ini punya kewajiban di akhir Juni untuk melaporkan revisi Rencana Bisnis Bank 2013, bagaimana mau menyusun RBB, ini saja (harga BBM) belum pasti," tandasnya.

Pembahasan kenaikan BBM di DPR Diprediksi Berjalan Alot

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kemungkinan besar akan memuluskan rencana Pemerintah menaikkan harga BBM subsidi, walaupun dalam prosesnya nanti terjadi perdebatan alot.

"Kelihatannya DPR akan muluskan jalan Pemerintah menaikan harga BBM subsidi, namun karena di sana lingkungan politik maka pasti akan ramai nanti, karena akan ada partai yang berposisi mengambil keuntungan," kata Staf Khusus Urusan Pemantauan Kebijakan Ekonomi di Kementerian Koordinator Perekonomian, Purbaya Yudhi Sadewa, di tempat yang sama.

Dikatakan Purbaya, akan ada partai-partai yang seolah-olah menolak kenaikan harga BBM demi membela rakyat.

"Ambil keuntungannya seolah-olah membela rakyat dengan menolak BBM subsidi," ujarnya.

Tapi kata Purbaya, jika nanti memang pemerintah menaikan harga BBM subsidi, maka dampak yang akan terasa adalah lonjakan inflasi.

"Inflasi akhir tahun ketika BBM subsidi dinaikan akan mencapai 7-7,5%," ujarnya.

Bahkan dengan adanya kenaikan BBM subsidi tersebut Bank Indonesia (BI) besar kemungkinan akan menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin.

"Begitu dinaikan inflasi bulanan 3%, tahunan 7-7,5% dan BI Rate akan naik sekitar 50 basis point," tandasnya.( dtc/ktc )

Berita Lainnya

Index